5 Fakta Tentara Israel Serang Laga Final Sepakbola di Palestina
Indonesia baru saja dicoret FIFA sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20 2023. Alasannya, faktor keamanan pasca tragedi Kanjuruhan, 1 Oktober 2022. Di sisi lain, ada penolakan sejumlah tokoh agama dan politik terkait Timnas Israel.
Belum reda keterkejutan publik, dunia sepak bola saat ini tengah digemparkan usai tentara Israel menyerang sebuah pertandingan di Stadion Internasional Faissal Al Husseini, Palestina, Kamis 30 Maret 3033 malam waktu Indonesia. Tiba-tiba pasukan itu menyemprotkan gas air mata ke lapangan hijau dan tribun penonton.
“Tindakan militer Israel di tepi barat semalam tidak akan membantu argumen mereka bahwa mereka adalah warga dunia yang baik dalam sepakbola. Hormat untuk Palestina atas tragedi semalam,” tulis Inside World Football.
Akankah FIFA memberikan sanksi kepada Israel karena melakukan serangan ke pertandingan sepakbola Palestina? Terlebih, ada aturan di sepakbola, yang mana larangan membawa dan menembakkan gas air mata di dalam stadion.
Sepak bola Rusia dibanned dari dunia internasional setelah Rusia menginvasi Ukraina. Akibatnya, Timnas Rusia tak bisa mentas di playoff Kualifikasi Piala Dunia 2022 zona Eropa, plus klub-klub mereka dilarang ambil bagian di kompetisi antarklub Eropa.
Laga sempat dihentikan satu jam. Apa penyebab serangan itu? Bagaimana sikap FIFA? Berikut ini lima faktanya.
Laga antara Jabal Al-Mukaber vs Balata FC mendapatkan serangan gas air mata dari tentara Israel. Laga ini merupakan partai final Piala Liga Palestina 2023. Meski sempat dihentikan lantaran mendapat serangan tersebut, pertandingan ini dapat dilanjutkan. Al-Mukaber berhasil keluar sebagai juara usai menang dengan skor tipis 1-0 atas Balata FC.
Laporan Inside World Football, tentara Israel diketahui tiba-tiba memasuki stadion dan langsung menembakkan gas air mata ke lapangan dan tribun stadion. Akibat serangan mendadak itu, laga pun terpaksa ditunda selama satu jam. Sementara itu, sejumlah pemain dan suporter harus menjalani perawatan akibat berdesakan untuk menghindari serangan gas air mata.
Puluhan orang menjadi korban. Namun, belum diketahui secara pasti berapa total korban dari penyerangan keji tersebut.
Terdapat mantan pemain Persib Bandung di laga tersebut. Pemain yang dimaksud adalah Mohamed Rashid. Ia memperkuat Jabal Al-Mukaber. Rashid tergeletak dan mengalami luka-luka akibat insiden tersebut.
Otoritas Israel belum mengeluarkan pernyataan terkait insiden tersebut. Bahkan, tidak ada yang mengetahui siapa yang memberikan perintah kepada pasukan Israel untuk menyerang para pemain dan penonton.