5 Fakta Tentang Razan Najjar, Perawat Palestina yang Dibunuh Tentara Israel di Gaza
Ribuan orang menghadiri pemakaman Razan di Gaza, termasuk beberapa orang yang pernah dirawat dalam demonstrasi sebelumnya. Terlihat juga ratusan pekerja medis yang mengenakan seragam putih ikut ambil bagian dalam upacara pemakaman.
Kematian Razan Ashraf Al-Najjar mengundang kemarahan dunia internasional yang telah mengecam tindakan brutal pihak Israel terhadap demonstran Palestina sejak dimulainya demonstrasi besar-besaran Maret 2018 lalu.
Berikut beberapa fakta mengenai penembakan Razan Najjar:
Razan bekerja keras selama 13 Jam sehari untuk merawat korban luka di perbatasan Gaza
Sebagai tenaga medis sukarela, Razan bekerja sepanjang waktu untuk memberikan bantuan bagi para korban yang luka-luka.
Dia membantu merawat 70 korban luka-luka selama 13 jam dari pukul 7 pagi sampai 8 malam setiap harinya.
Ironisnya, nyawa Razan sendiri tak tertolong ketika beberapa tenaga medis merawatnya di tenda yang digunakannya untuk membantu para korban setelah dia ditembak.
Razan ditembak saat menolong dan mengevakuasi korban dari demonstrasi
Menurut sumber-sumber medis Palestina seperti diberitakan kantor berita Palestine al-Yawm dan dilansir media Press TV, Sabtu (2/6), Razan sedang menangani para demonstran Palestina yang terluka di timur Khan Yunis, yang berlokasi sekitar 25 kilometer selatan Kota Gaza. Dia sempat membalut luka seorang pria yang terluka akibat tabung gas air mata.
Razan berada di jarak kurang dari 100 meter dari pagar pembatas perbatasan. Nahas, Razan terkena salah satu tembakan yang dilontarkan militer Israel ke arah demonstran Palestina.
Razan mengenakan pakaian yang mengidentifikasi bahwa dirinya adalah seorang petugas medis pada saat itu.
Kematian Razan menimbulkan kemarahan warga di Gaza, Palestina dan dunia internasional
Tewasnya Razan menimbulkan reaksi keras, tidak hanya dari warga Gaza, Palestina tetapi juga dunia medis dan internasional. Razan merupakan seorang petugas medis yang seharusnya tidak boleh menjadi sasaran kekerasan dalam situasi konflik.
Razan terbunuh setelah Amerika Serikat mem-veto Resolusi PBB untuk perlindungan warga Palestina
Ironisnya, kematian Razan terjadi beberapa jam setelah Duta Besar Amerika Serikat untuk PBB, Nikki Haley mem-veto resolusi PBB yang diajukan oleh Kuwait dengan dukungan negara-negara Arab untuk perlindungan warga Palestina.
Pemakamannya dihadiri ribuan pelayat
Pada Sabtu (2/6), ribuan orang menghadiri pemakaman Razan di Gaza, termasuk beberapa orang yang pernah dirawat dalam demonstrasi sebelumnya. Terlihat juga ratusan pekerja medis yang mengenakan seragam putih ikut ambil bagian dalam upacara pemakaman.
Jasad Razan dibalut dengan bendera Palestina dan dibawa di sepanjang jalan oleh para pelayat. Mereka menyampaikan ungkapan duka cita dan memberikan pesan terakhir sebelum jasad Razan dimakamkan.