5 Fakta Tambang Sawahlunto Meledak, 10 Orang Meninggal
Tambang batu bara di Desa Salak, Kecamatan Talawi, Kabupaten Sawahlunto, Sumatera Barat, meledak pada Jumat 9 Desember 2022 pagi. Sejumlah pekerja tambang yang dilaporkan menjadi korban kini telah ditemukan. Sebanyak 10 pekerja tewas dan empat orang selamat. Keempat belas pekerja tersebut sempat terkubur akibat ledakan tersebut.
"Tambang tersebut dilaporkan runtuh karena ledakan yang disebabkan oleh metana," kata Kepala Seksi (Kasi) Operasi (Ops) Badan SAR Nasional (Basarnas) Padang, Octavianto, mengutip Antara.
Kepala Divisi Humas Mabes Polri Inspektur Jenderal Dedi Prasetyo mengatakan, korban terakhir berhasil dievakuasi pada pukul 18.00 WIB. Korban yang sudah dalam kondisi meninggal langsung dibawa ke Rumah Sakit Umum Daerah Sawahlunto untuk diidentifikasi.
Berikut ini fakta-fakta tambang Sawahlunto meledak dan memakan korban:
Total ada 14 orang yang terdampak dalam insiden ledakan tambang batu bara Sawahlunto dengan rincian 10 orang meninggal, satu luka bakar 30 persen, satu luka ringan, dan dua lainnya selamat.
Situasi di area kecelakaan dipenuhi gas metan yang berbahaya dan juga reruntuhan. Kondisi ini menyulitkan evakuasi sehingga tim SAR menggunakan blower untuk mengeluarkan gas metan dan gas berbahaya lain dari dalam ke luar.
Tambang yang meledak ini dikabarkan dikelola oleh PT Nusa Alam Lestari (PT NAL). Perusahaan ini merupakan pemegang Izin Usaha Pertambangan (IUP) Operasi Produksi. Izin diberikan berdasarkan keputusan pada 2020 dengan nomor izin 570/1338-Periz/DPM&PTSP/VII/2020. Izin ini disebutkan berlaku mulai 6 Juli 2020.
Luas lahan tambang batu bara ini disebutkan sebesar 94,20 hektare (ha) di Desa Salak, Kecamatan Talawi, Kota Sawahlunto, Sumatera Barat.
Ini merupakan kasus terbaru dari ledakan tambang. Pada September lalu, tujuh orang tewas saat tanah longsor menghantam sebuah tambang di Pulau Kalimantan. Sementara pada April, 12 penambang di tambang emas ilegal di provinsi Sumatera Utara tewas akibat longsor.
Advertisement