5 Fakta Sekte Pemakan Kotoran Manusia di Thailand Berdiri 4 Tahun
Tawee Nanla berusia 70 tahun. Penampilannya lusuh. Ia tak pakai baju. Bagian bawah tubuhnya ditutupi kain mirip rok perempuan. Rambutnya gondrong sebahu. Warna rambut dan jenggotnya sudah memutih dipenuhi uban.
Tak ada kesan bahwa Tawee Nanla adalah seorang pemimpin kelompok. Tetapi ia memiliki 30 orang pengikut. Mereka bahkan percaya semua jenis kotoran yang keluar dari tubuh pemimpin yakni air seni, air liur, kulit mati dan tinja adalah obat mujarab. Sehingga mereka rutin mengonsumsinya.
Sekte pimpinan Tawee Nanla ini menempati gubuk di pedalaman hutan Tambon Dong Klang, Distrik Khon San, Provinsi Chaiyaphum, bagian timur laut Thailand. Kondisi di dalam gubuk sangat mengerikan. Terdapat 11 peti mati berisi mayat yang telah membusuk. Mereka adalah anggota pengikut sekte itu sendiri.
Jasad 11 orang itu sengaja tidak dikubur dengan keyakinan Tawee Nanla akan membawa roh mereka ke surga. Bagian bawah peti bahkan dilubangi agar para pengikut dapat mengambil cairan hasil pembusukan mayat dan menjadikannya air cuci muka. Cairan itu lagi-lagi dipercaya memiliki manfaat kesehatan.
Sementara para pengikutnya yang ditemukan masih hidup, kebanyakan berusia setengah baya dan lanjut usia.
Berikut ini lima fakta sekte pemakan kotoran manusia di Thailand sudah berdiri selama empat tahun:
1. Kronologi Penggerebekan
Ritual sekte Tanwee Nanla dilaporkan oleh YouTuber Mor Pla ke polisi. Konten kreator ini sering membuat video tentang sekte, aktivitas paranormal dan biksu-biksu palsu. Mor Pla menerima informasi dari anak yang orang tuanya menjadi pengikut Tawee Nanla. Ia pun menyiarkan proses penangkapan yang berlangsung dramatis di laman Facebook miliknya.
2. Anggota Sekte Rata-rata Lansia
Gubernur Chaiyaphum, Kraisorn Kongchalard menyebut, sekte pimpinan Tawee Nanla sudah berlangsung cukup lama, yakni sekitar empat tahun. Keberadaan mereka sulit terungkap karena berada di lokasi terpencil dan hanya diisi para lansia.
Seorang perempuan bernama Khun Jenjira berusia 53 tahun, melaporkan ibunya berusia 80 tahun telah bergabung ke sekte tersebut dan menolak untuk kembali ke rumah. Saat mengunjungi ibunya, Khun Jenjira melihat secara langsung sejumlah praktik tak bermoral yang dilakukan Tawee Nanla kepada pengikutnya
"Sebut saja seperti memakan lendir, urine, kotoran, dan ketombe. Ibu saya menggosok wajahnya dan dengan lahap memakan kulit mati pria itu," jelasnya.
3. Sekte Pemakan Kotoran Manusia
Anggota sekte Tawee Nanla percaya semua jenis kotoran yang keluar dari tubuh pemimpin yakni air seni, air liur, kulit mati dan tinja adalah obat mujarab. Sehingga mereka rutin mengonsumsinya.
4. Jualan Makanan ke Warga
Anggota sekte Tawee Nanla rupanya menjual makanan-makanan ini ke toko atau warung. Tentunya hal ini membuat banyak warga khawatir ketika mengetahui kandungan dari makanan tersebut.
Makanan yang dibuat oleh sekte ini dan dijual kembali adalah keripik ikan, kacang polong goreng, dan cumi yang dikeringkan. Lalu ada juga pasta cabe, ikan fermentasi, sampai teh herbal yang mengandung banyak jamur dan bakteri seperti E. coli dan coliform.
Bakteri ini biasanya ditemukan di kotoran manusia dan hewan. Efek sampingnya bisa menyebabkan manusia diare, keracunan makanan, dan gangguan pencernaan lainnya.
5. Tawee Nanla Pindah Markas
Media lokal mengabarkan, status Tawee Nanla saat ini bebas bersyarat. Dia telah memindahkan "markasnya" ke Provinsi Leoi di dekat perbatasan Laos.
Advertisement