5 Fakta Secapa AD Bandung Jadi Klaster Baru Corona di Bandung
Sekolah Calon Perwira Angkatan Darat atau Secapa AD Bandung, Jawa Barat, menjadi sorotan terkait sebaran virus corona (Covid-19). Institusi pendidikan militer ini menjadi klaster terbesar penularan virus Corona di Indonesia setelah 1.262 orang dinyatakan positif terjangkit.
Dikutip dari situs secapaad.mil.id, Secapa AD Bandung memiliki model pendidikan terpusat atau satu atap yang dipimpin seorang komandan. Saat ini komandan Secapa AD dijabat Mayor Jenderal TNI Ignatius Yogo Priyono, MA, menggantikan Brigadir Jenderal TNI Urip Wahyudi, SIP yang melaksanakan tugas tersebut pada 2018-2020.
Secapa AD Bandung berlokasi di JL Hegarmanah nomor 152 Hegarmanah, Kecamatan Cidadap, Kota Bandung, Jawa Barat 40141. Sekolah ini memiliki beberapa fasilitas untuk menunjang proses pendidikan di Secapa AD Bandung, salah satunya klinik pratama yang berada di lingkungan sekolah.
Sementara itu, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil menyatakan akan menyiapkan tindakan cepat untuk menangani klaster corona di Secapa AD Bandung. Tindakan telah dikoordinasikan dengan Panglima TNI Marsekal TNI Hadi Tjahjanto dan Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Letnan Jenderal Doni Monardo.
Melansir laman Pusat Informasi Covid-19 (Pusicov) Kota Bandung, hingga Jumat, 10 Juli 2020 pukul 17.00 WIB, akumulasi kasus positif Covid-19 di Kota Bandung berjumlah 418 kasus. Dari total 418 kasus positif Covid-19, sebanyak 65 pasien masih dalam perawatan, 312 orang dinyatakan sembuh dan 41 orang meninggal dunia.
Sementara itu data terbaru Pasien Dalam Pengawasan (PDP) di Kota Bandung berjumlah 1.274 kasus. Dari jumlah itu, 1.044 PDP telah selesai perawatan atau dinyatakan sembuh dan 230 PDP masih dalam proses perawatan.
Sedangkan Orang Dalam Pemantauan (ODP) di Kota Bandung berjumlah 5.066 orang. Dari jumlah tersebut, 178 orang masih dalam proses pemantauan, sementara 4.888 lainnya telah selesai menjalani proses pemantauan.
Berikut ini 5 fakta perjalanan Secapa AD Bandung menjadi klaster corona menjadi ledakan kasus positif baru di Jawa Barat:
1. Berawal dari Screening di Rumah Sakit Dustira, Cimahi, Bandung
Hampir selama empat bulan lamanya Secapa AD merasa bahwa siswa dan siswi mereka tidak terpapar virus corona, mengingat adanya protokol ketat yang diterapkan baik di dalam kelas mau pun di lapangan. Semuanya berubah pada 28 Juni 2020, di mana dua orang siswa mesti menghadap dokter di klinik Secapa AD. Keluhannya: satu siswa mengalami bisul, dan siswa lainnya mengalami lemas di bagian tangan kiri.
Setelah melapor ke klinik Secapa AD, keduanya kemudian dirujuk menuju RS Dustira, Cimahi. Salah satu tujuan daripada rujukan itu tak lain lantaran siswa yang mengalami bisul harus segera dioperasi di sana.
Seperti halnya prosedur perawatan, rumah sakit mesti lebih dulu melakukan screening dan rapid test kepada pasien mereka. Setelah keduanya melakoni prosedur tersebut, dokter menetapkan bahwa mereka reaktif COVID-19. Syahdan, karena reaktif, keduanya langsung diminta untuk swab test.
Hasil daripada swab test terbit pada 30 Juni 2020, di mana menunjukkan bahwa kedua siswa Secapa AD itu positif virus corona tanpa gejala.
2. Rapid Test Massal
Siswa Secapa AD berjumlah 1.198 siswa melakukan rapid test. Dalam rapid test massal ini, Secapa AD dibantu oleh tim medis Klinik Secapa AD, RS Dustira, RS Kesdam, dan tim medis dari Pusat Kesehatan AD. Tes massal itu dilakukan pada 30 Juni 2020.
Hasilnya, 180 dari 1.198 siswa dan siswi yang di-rapid test dinyatakan reaktif virus corona, sementara sisanya dinyatakan non reaktif. Selanjutnya, pada 1 Juli 2020, 180 siswa Secapa AD yang reaktif virus corona melakukan test swab PCR (polymerase chain reaction). Sehari kemudian, pada 2 Juli 2020, hasilnya keluar. Sebanyak 172 siswa Secapa AD dinyatakan positif virus corona.
3. Kemungkinan Tertular Saat Pesiar ke Bandung
Komandan Secapa AD Brigjen TNI Ignatius Yogo Triyono menduga, besar kemungkinan mereka terkena virus corona ketika pesiar di wilayah Bandung sepekan sebelum dua siswa dinyatakan reaktif Covid-19, yakni pada 21 Juni 2020. “Kenapa bisa terpapar? Karena mereka tinggal di barak bersama siswa lainnya. Sekali pun pakai masker, pasti tidak 24 jam memakainya. Di barak itu praktis tidurnya agak berdekatan, kemudian yang sangat memungkinkan mandinya dalam satu bak panjang bersama-sama. Dengan situasi kehidupan barak, itu sangat mudah untuk langsung terpapar (Covid-19),” tuturnya.
Yogo juga mengaku bahwa dirinya telah melakukan tes PCR sebanyak dua kali. Hasilnya negatif, meski tiga dari empat staf pribadinya dinyatakan positif virus corona.
4. Secapa AD Bandung Diisolasi
Kompleks Secapa AD Bandung diisolasi untuk mencegah penyebaran lebih luas. Saat ini total 1.262 orang positif corona di klaster Secapa AD. Sebanyak 17 orang dirawat di RS Dustira, Cimahi, sementara 1.245 orang dikarantina di lokasi Secapa AD.
"Seluruh komplek pendidikan sekolah calon perwira TNI AD Bandung kita lakukan isolasi, kita lakukan karantina dan kemudian kita larang untuk adanya pergerakan orang baik masuk ke dalam komplek atau keluar komplek," kata juru bicara pemerintah untuk penanganan Covid-19 Achmad Yurianto, Jumat 10 Juli 2020.
5. Akses Jalan Masuk Secapa AD Bandung Ditutup
Lokasi berdirinya Secapa AD Bandung, kawasan Hegarmanah menerapkan Pembatasan Sosial Berskala Mikro atau PSBM untuk menekan risiko penularan.
Warga sekitar Secapa AD Bandung selanjutnya juga akan mengikuti rapid test Covid-19 untuk mengetahui kemungkinan terinfeksi virus corona. Pemerintah setempat akan fokus pelaksanaan tes massal lebih dulu sebelum mempertimbangkan pembatasan aktivitas.