5 Fakta Ravio Patra, Aktivis yang Ditangkap Usai WhatsApp Diretas
Peneliti kebijakan publik dan pegiat advokasi legislasi Ravio Patra dikabarkan ditangkap pihak kepolisian, pada Rabu 22 April 2020 malam. Penangkapan itu disinyalir berkaitan dengan peretasan dan pengiriman pesan berantai lewat pesan singkat WhatsApp yang dikirim dari nomor milik Ravio.
Salah satu anggota Koalisi Tolak Kriminalisasi dan Rekayasa Kasus, Direktur Eksekutif SAFEnet Damar Juniarto mengatakan, Ravio kerap mengkritik pemerintah. Berdasarkan catatannya, Ravio sempat mengkritik staf khusus (stafsus) Presiden Jokowi, Billy Mambrasar yang diduga kuat terlibat konflik kepentingan dalam proyek-proyek pemerintah di Papua sampai tentang penanganan Covid-19 yang dilakukan pemerintah.
Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia (YLBHI) memberi pendampingan hukum kepada Ravio. Ketua YLBHI Asfinawati menyebut, penangkapan itu karena ada dugaan handphone milik Ravio diretas. Sebelum ditangkap polisi, Ravio Patra sendiri sempat mengumumkan bahwa WhatsApp miliknya diretas.
Siapa sebenarnya Ravio Patra? Berikut Sosok Ravio Patra dilansir dari akun Facebook, Linkedin, dan sumber lainnya:
1. Ravio berasal dari Sumatera Barat. Dia menimba ilmu di Hubungan Internasional Universitas Padjajaran.
2. Di Linkedin, Ravio menulis profesinya sebagai Program Officer Westminster Foundation for Democracy (WFD). WFD mengimplementasikan program Politik Inklusif dan Akuntabel (IAP) melalui proyek pengawasan legislatif yang didukung oleh Kedutaan Besar Inggris dan Kanada. Program ini bertujuan untuk memperkuat fungsi pengawasan DPR dan mempromosikan proses parlemen yang transparan dan akuntabel. Pekerjaan WFD di Indonesia juga fokus pada peraturan dan regulasi lokal yang mendiskriminasi perempuan, penyandang cacat, dan minoritas sosial dan agama.
3. Ravio pernah menjadi seorang konsultan di Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud). Dia bekerja selama 1 tahun 7 bulan sebagai public relation dan media.
4. Ravio pernah menulis di Twitter soal mantan stafsus Presiden Jokowi, Belva Devara. Menurut Ravio, ada konflik kepentingan Belva Devara sebagai CEO Ruangguru dan staf khusus (stafsus) Presiden Jokowi.
Selain itu, Ravio juga mengkritik Billy Mambrasar yang diduga kuat terlibat konflik kepentingan dalam proyek-proyek pemerintah di Papua
5. Ravio ditangkap Polda Metro Jaya setelah akun whatsApp dia diretas. Kini Whatsapp milik Ravio berhasil dipulihkan. Selama WhatsApp Ravio diretas, pelaku menyebarkan pesan bernada provokasi tentang kejadian yang melibatkan aktivis pegiat advokasi dan pengamat kebijakan publik Ravio Patra. Pesan itu ditulis oleh Damar Juniarto, Direktur Eksekutif SAFENET.
"ALERTA! Penangkapan Ravio Patra," begitu bunyi pesan itu. Intinya aktivis Ravio ditangkap polisi pada 22 April 2020 atas dugaan menyebarkan provokasi penjarahan nasional serentak pada 30 April 2020.
Advertisement