5 Fakta Produksi Film Dilan 1991 Dibarengi Film Milea
Keberhasilan film Dilan 1990, membuat sang sutradara memutuskan membuat sekuel lanjutan Dilan 1991, yang diangkat dari novel Pidi Baiq. Kisah cinta antara Dilan dan Milea ini masih diadaptasi dari novel Pidi Baiq, Dilan Bagian Kedua: Dia adalah Dilanku Tahun 1991.
Di hari perdana pemutarannya, film ini 'menguasai' 791 layar bioskop seluruh Indonesia.
Berikut ini kumpulan fakta menarik tentang film Dilan 1991.
1. Sinopsis film
Dilan 1991 mengambil sudut pandang dari Milea tetang sosok Dilan. Pada masa awal pacaran, Milea mengalami banyak hal indah bersama Dilan. Namun satu hal yang selalu membuat Milea cemas adalah bergabungnya Dilan dengan geng motor. Ia menjabat sebagai Panglima Perang.
Dilan tak pernah kapok walaupun dia sempat dimasukkan ke penjara selama 1 minggu hingga diusir oleh ayahnya. Kecemasan selalu melanda hati Milea hingga ia minta putus.
Sejak peristiwa itu Dilan menjauh dari Milea. Kesedihan semakin melanda Milea karena ia sangat mencintai Dilan.
2. Lebih banyak sedihnya
Menurut Iqbaal Ramadhan, sosok Dilan dalam sikuel kali ini jauh lebih manusiawi dari film sebelumnya. "Dilan lebih manusiawi, dia punya emosi yang juga dirasakan manusia biasa," ungkap mantan personel CJR ini.
Berbeda dari kondisinya di Dilan 1990, dimana ia seperti lelaki yang diidamkan banyak wanita. Kini, ia harus terlihat sangat acuh terhadap Milea. "Lihat Dilan cuek nyebelin juga, jadi penasaran kalau Dilan bete, cemburu itu gimana," tutur Iqbaal Ramadhan.
Selain itu, sutradara Fajar Bustomi 'menuntut' adegan Milea dirudung kesedihan, dibanding rasa bahagianya. "Beberapa adegan Milea tidak perlu mengeluarkan air mata karena akan sangat berlebihan," ujar Fajar.
3. Iqbaal Ramadhan diet
Sebelum menjalani proses syuting, Iqbaal Ramadhan mengalami kenaikan berat badan hingga 12 kilogram. Hal itu terjadi karena Iqbaal sempat menjalani syuting film Bumi Manusia sebagai Minke.
"Di awal syuting masih terlihat berisi, chubby. Gue sempat main satu film berat badan naik 12 kilo, jadi pas syuting Dilan 1991 harus nurunin berat badan," aku Iqbaal Ramadhan.
4. Gubernur Jawa Barat tak dibayar
Masih sama dengan film sebelumnya, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil juga menjadi cameo. Ia memerankan sebagai wakil Kepala Sekolah tempat Dilan dan Milea menimba ilmu.
Keterlibatan pria yang akrab disapa Kang Emil ini cuma-cuma alias tidak dibayar. "Saya kalau diajak main film harus ada dua syarat. Satu, harus ada unsur Bandung Juara. Dua, nggak boleh dibayar karena saya pejabat publik," ungkap Kang Emil.
5. Film Milea
Produksi film Dilan 1991 dibarengi film Milea. "Kalau baca bukunya Dilan, dari yang Dilan: Dia adalah Dilanku 1990, Dilan: Dia adalah Dilanku 1991, dan Milea: Suara dari Dilan. Itu peristiwa yang barengan," kata sutradara Fajar Bustomi.
Jika Dilan 1991 fokus tentang bagaimana Dilan dan Milea menjalani sebuah hubungan dan mempertahankannya. Pada film Milea, kisahnya akan diambil dari sudut pandang Dilan dengan menampilkan hal-hal yang tak diceritakan di dua film sebelumnya.
"Saya buat skenarionya satu persatu. Jadi begitu selesai dengan Dilan 1991, baru fokus ke Milea. Memang ada scene yang sama, hanya sudut pandang yang berbeda," terang Fajar Bustomi. (yas)