5 Fakta Lucu Orang Meradang Karena Kopi Espresso
Kopi sedang hits bukan main. Saking hits-nya banyak orang awalnya tidak menyetuh kopi mulai ikut arus duduk di warung kopi. Apalagi, musim begini, banyak warung kopi yang menutup kasirnya. Maksudnya, kopinya gratis.
Why? Karena kopinya sudah ada yang bayarin. Para Caleg (baca: calon legislatif) a,b,c,d… hingga x dan z pada luman rogoh kocek menutup tagihan seruputan kopi. Luman itu bahasa Jawa. Indonesianya adalah royal. Mendadak royal.
Ini belum termasuk tim kampanye yang lebih besar. Di “event” yang lebih besar pula, pemilihan presiden dan wakil presiden.
Mulanya, yang ikut arus itu, hanya memesan teh es meski duduknya di warung kopi. Curi-curi lihat kok pada asyik dan nggaya saat menyeruput kopi, jadilah dia memesan kopi. Ternyata enak. Ternyata manis. Ada pahitnya juga. Jadilah pahit manis, karena memang seduhan kopi dibubuhi gula.
Tiba gilirannya ingin bergaya dengan kopi. Kali ini bayar sendiri. Pakai duit pribadi. Jauh dari jangkauan para penraktir kopi. Duduknya pun tidak di warung kopi. Tapi mencoba naik kelas: di kedai kopi yang keren atau di coffee shop yang mewah.
Namanya juga pemula, melihat menu kopi yang bermacam asal comot saja memilih kopi. Salah satu menu yang menggoda pastilah kopi espresso. Tafsir paling pendek buat dia – karena memang belum pernah – andai minum kopi espresso ini pasti jati diri akan lebih ekspresif. Atau, ini kopi pasti ada es-nya. Pasti pula akan berbeda dan sudah pasti menyegarkan.
Tanpa bertanya, seolah sudah tahu, atau juga karena ingin bergaya, coffee lover pemula ini menuliskan menu kepada sang barista. Setidaknya ada lima fakta lucu yang terjadi pasca menu digarap oleh si barista. Adalah begini: