5 Fakta Ketua ISIS Al-Baghdadi Tewas Meledakkan Diri
Pemimpin kelompok Islamic State of Iraq and Syria (ISIS) Abu Bakar Al-Baghdadi dilaporkan telah tewas dalam serangan militer Amerika Serikat di Suriah. Dalam serbuan itu, Baghdadi disebut meledakkan dirinya sendiri.
Sumber Pentagon, dikutip dari media Amerika Serikat, Newsweek, mengatakan terjadi baku tembak setelah militer AS menyerbu persembunyian Baghdadi di kota Idblib, Suriah.
Lalu dalam peristiwa itu, Baghdadi meledakkan dirinya sendiri dengan rompi bom. Ketika penyerbuan tersebut, Baghdadi tengah berada bersama keluarganya.
Pemerintah Irak dan Iran juga mengaku sudah mengetahui informasi tentang kematiannya.
Berikut ini lima fakta terkait tewasnya al-Baghdadi:
1. Dua Istri Baghdadi juga Tewas
Sumber Pentagon menyebut tidak ada anak-anak yang terluka, namun dua istri Baghdadi tewas, diduga terkena ledakan rompi. Sumber Newsweek lainnya mengatakan, operasi itu dilancarkan setelah militer mendapatkan laporan intelijen yang bisa dipercaya. Lokasi persembunyian tersebut telah diawasi sejak lama.
Namun, belum ada pernyataan resmi dari pemerintah AS, namun Presiden Donald Trump mengatakan di akun Twitternya "Sesuatu yang besar telah terjadi".
2. Sayembara lokasi persembunyian Baghdadi Rp350 miliar
Baghdadi mengumumkan dirinya sebagai Khalifah Islam pada 2014 silam. Pada masa puncaknya, ISIS menguasai sebagian besar wilayah Irak dan Suriah yang dihuni jutaan orang. ISIS dianggap bertanggung jawab atas kematian ribuan orang di Suriah dan Irak.
Amerika Serikat sebelumnya mengadakan sayembara berhadiah USD 25 juta atau Rp 350 miliar untuk informasi keberadaan Baghdadi.
Dia diyakini sembunyi di sepanjang perbatasan Irak dan Suriah. Sebagai pemimpin ISIS, dia jarang muncul ke publik.
3. Baghdadi muncul sekali saat deklarasi ISIS
Baghdadi hanya muncul di depan umum satu kali sejak dia mendeklarasikan dirinya sebagai emir (pemimpin) ISIS pada Juni 2014. Namun sosok penyendiri ini telah lama berada di antara para pemimpin teroris yang paling ditakuti di dunia.
Pidato yang direkam dalam video di Masjid Agung Mosul memberikan wawasan tentang sisi lain dari sosoknya, di mana dia terlihat mengenakan arloji mewah yang kemungkinan bermerek Rolex, Sekonda atau pun Omega Seamaster yang harganya senilai lebih dari USD5.000.
4. Pernah mengajar ngaji
Terlahir sebagai Ibrahim Awad Ibrahim al-Badri al-Samarrai pada tahun 1971 di kota Samarra, Irak, dia tumbuh dalam keluarga kelas menengah yang taat beragama, yang mengaku mampu melacak garis keturunannya hingga ke Nabi Muhammad.
Diingat sebagai sosok pendiam dan saleh sejak usia dini, Baghdadi tidak pernah muncul sebagai tokoh akademis yang luar biasa. Dia mengajarkan Alquran ketik remaja kepada anak-anak di lingkungan tempat tinggalnya dan melanjutkan untuk berkhotbah di Masjid Imam Ahmad ibn Hanbal di Samarra.
5. Berubah radikal tapi jago menggocek bola
Di universitas Baghdadi bergabung dengan Ikhwanul Muslimin, dan sebagian waktunya dihabiskan bersama istri pertamanya di lingkungan Tobchi di Baghdad.
Dia mengajar di masjid lokal bernama Masjid Haji Zaydan. Dia menjadi terkenal karena keterampilannya di klub sepak bola masjid, di mana ia dibandingkan dengan Lionel Messi dari Argentina.
Dia mulai berubah menjadi sosok radikal untuk Ikhwanul Muslimin setelah invasi pasukan pimpinan AS ke Irak pada tahun 2003. Dia saat itu membantu mendirikan kelompok militan, Jaish Ahl al-Sunnah wal-Jamaah, Tentara Rakyat Sunni, yang mendapat dukungan dari negara-negara yang dikenal sebagai area Segitiga Sunni.
Pada Februari 2004 dia ditangkap oleh pasukan AS di Fallujah dan menghabiskan empat tahun di penjara Bucca Camp (Kamp Bucca) di Irak selatan, di mana dia bertemu dengan banyak mantan pengikut Partai Baath yang kemudian menjadi bagian dari pemberontakannya. Baghdadi dibebaskan ketika Bucca Camp ditutup pada tahun 2009.