5 Fakta Kapal Selam Milik TNI AL
Kabar tenggelamnya kapal selam KRI Nanggala-402 menyita perhatian publik. Bayangkan saja, sebanyak 53 awak dinyatakan gugur dalam tugas di perairan utara Bali. Kapal selam buatan Jerman itu ditemukan tenggelam di kedalaman 838 meter itu dengan kondisi terbelah menjadi tiga bagian.
Setelah KRI Nanggala-402 tenggelam, Wakil Kepala Staf Angkatan Laut (Wakasal) Laksamana Madya TNI Ahmadi Heri Purwono mengatakan saat ini kapal selam milik TNI AL tersisa empat armada. Satu berumur sama seperti KRI Nanggala-402 dan tiga lainnya berusia muda.
Berikut ini adalah beberapa macam kapal selam yang dimiliki oleh TNI AL:
1. Kapal Kelas Cakra
a. KRI Cakra-401
KRI Cakra-401 merupakan kapal pertama jenis kapal selam kelas cakra yang dibuat oleh Howaldtswerke-Deutsche Werft (HDW), Kiel, Jerman Barat, pada 1981. Kapal selam tipe 209/1300 ini dipesan pada 1977. Mottonya, “Tabah Sampai Akhir”.
Kapal selam jenis ini banyak digunakan oleh Angkatan Laut di seluruh dunia, yang masuk dalam kategori kapal pemukul TNI AL. Untuk penamaannya, kapal selam Cakra diambil dari senjata dalam pewayangan yang memiliki maksud dapat menangkal segala serangan dari musuh.
KRI Cakra-401 memiliki beberapa ruangan, yakni ruang mesin, ruang baterai, pusat informasi dan pusat tempur, ruang istirahat, serta ruang torpedo berisi 8 tabung torpedo, dan 6 tabung torpedo cadangan, memiliki panjang sekitar 60 meter dengan lebar 6 meter dengan berat 1,395 ton dan ditenagai oleh mesin diesel elektrik, 4 diesel, 1 shaft mampu menghasilkan 4,600 shp dengan tenaga yang dihasilkan dalam shaft tersebut mampu mendorong kapal hingga 21,5 knot. Kapal ini juga memiliki kemampuan menyelam hingga kedalaman 300 meter, diawaki oleh 34 pelaut.
KRI Cakra-401 pernah menunjukkan kemampuan serangannya ketika menghancurkan KRI Karang Galang dalam latihan gabungan TNI di perairan Indonesia Timur pada 2008 silam. Namun, kapal selam ini tengah dalam perawatan di PT PAL, Surabaya, pada Januari 2020.
KRI Cakra-401 dilengkapi torpedo berjumlah 8 tabung dengan ukuran 533mm, dan 14 torpedo AEG. Selain itu, ada juga sonar dan radar yaitu meliputi, Radar MR-302/Strut Curve, Radar Kontrol Tembakan MR-123, Vympel /Muff Cob, Sonar dari jenis CSU-3-2 suite (MG-322 T), dan Decoy PK-16 Decol RL.
b. KRI Nanggala-402
KRI Nanggala-402 merupakan kapal selam kedua jenis kapal selam kelas cakra yang berada di bawah kendali Satuan Kapal Selam Komando Armada Republik Indonesia Kawasan Timur. Armada pemukul ini mengambil nama dari senjata tokoh pewayangan, yakni tombak Prabu Baladewa. Senjata tersebut digambarkan pada lencana KRI Nanggala atau yang lebih dikenal dengan Nanggala ll.
KRI Nanggala-401 dipesan oleh pemerintah Indonesia pada 2 April 1977 dari Ingenieurkontor dibuat oleh Howaldtswerke-Deutsche Werft (HDW), Kiel, Jerman Barat. Kapal selam ini diresmikan oleh Menteri Pertahanan Keamanan atau Panglima Agkatan Bersenjata Jenderal TNI Mohammad Jusuf di Dermaga Ujung, Surabaya, pada 21 Oktober 1981.
KRI Nanggala-402 memiliki berat 1,285 ton dipermukaan dan 1,390 ton ketika menyelam, dengan panjang 59,5 meter, lebar 6,3 meter, yang memiliki tenaga dari motor listrik Siemens jenis low-speed dengan kedalaman selam 257 meter (843 ft) dan maksimum kelajuan 25 Knot. Ditenagai oleh mesin diesel, 4 diesel, 1 shaft yang menghasilkan 4.600 shp, dari kekuatan shaft tersebut dapat mendorong kapal hingga kecepatan 21,5 Knot, dan memiliki sonar dari jenis CSU-3-2 suite, KRI Nanggala diawaki oleh 34 pelaut.
KRI Nanggala-402 memiliki 8 torpedo tabung dengan ukuran 533 mm (21 in) dan 14 torpedo AEG SUT, serta dilengkapi dengan sistem sensor dan pemrosesan yakni sistem kendali senjata Signaal Sinbad, radar permukaan Thomson-CSF Calypso, sonar pencarian dan penyerangan Atlas Elektronik CSU-3-2, peralatan perang elektronik ESM: Thomson-CSF DR200DU, CSM: Kongsberg MSI-9DU MK 2.
KRI Nanggala-402 berhasil menjalankan tugas mulai April hingga Mei 1992 untuk misi intelijen di Samudera Hindia. Selain itu, pada 27 Mei-3 Juni 2002 dilibatkan dalam latihan gabungan TNI AL dan Angkatan Laut Amerika. Pada 8 April-2 Mei 2004 dilibatkan dalam misi latihan operasi laut gabungan di Samudera Hindia. Lalu mendapatkan misi untuk mengintai, menyusup, dan memburu sasaran-sasaran strategis (konflik dengan Angkatan Laut Malaysia) pada Mei 2005. KRI Nanggala-401 juga ikut latihan gabungan bersama kapal selam Amerika Serikat pada 28-29 Agustus 2012.
Namun sayang, KRI Nanggala-402 tenggelam dalam menjalankan tugas, setelah hilang kontak pada Rabu 21 April 2021.
2. Kapal Kelas Chang Bogo
a. KRI Nagapas-403
KRI Nagapasa-403 merupakan kapal selam pertama kelas Nagapasa. Versi pengembangan dari kapal selam kelas Chang Bogo dari Korea tipe 209/1400 dari Jerman. KRI Nagapasa buatan galangan kapal Korea Selatan, Daewoo Shipbuilding and Marine Engineering (DSME), Okpo, Geoje, Gyeongsang Selatan.
KRI Nagapasa-403 termasuk dalam armada pemukul Satuan Kapal Selam Komando Armada Republik Indonesia Kawasan Timur. Pengambilan namanya dari tokoh pewayangan Indrajit. Harapannya, KRI Nagapasa-403 mampu menjalankan tugasnya sebagai senjata andalan armada TNI AL.
KRI Nagapasa-403 memiliki berat 1.400 ton dengan panjang 61,3 meter, lebar 7,6 meter, dengan kecepatan 21 knot. Kapal selam memiliki daya jelajah sejauh 10.000 mil laut, yang diawaki oleh 41 pelaut dengan ketahanan menyelam lebih dari 50 hari lamanya. Kapal selam ini merupakan kapal DSME209 produksi DSME dengan Latest Combat System, Enhanced Operating System, Non-Hull Penetrating Mast and Comfortable Accomodation serta dilengkapi dengan peluncur torpedo 533 mm dan peluru kapal kendali anti kapal permukaan yang merupakan wujud modernisasi armada kapal selam TNI AL.
KRI Nagapasa-403 juga dilengkapi dengan torpedo Black Shark, dan desain untuk berbagai misi yang diantaranya peperangan anti permukaan (Anti-surface Warfare atau Asuw), peperangan anti kapal selam, peletakan ranjau, dan operasi pasukan khusus.
b. KRI Ardadedali-404
KRI Ardadedali-404 bagian dari kelas Chang Bogo yang mengalami peningkatan identik dengan U-209. Kapal selam ini buatan galangan kapal Korea Selatan, Daewoo Shipbuilding and Marine Engineering (DSME), Okpo, Geoje, Gyeongsang Selatan, tiba di Dermaga Kapal Selam Koarmada ll Ujung, di Surabaya pada 17 Mei 2018.
Nama KRI Ardadedali-404 diambil dari nama panah yang memiliki ujung seperti burung milik Arjuna. Harapannya, kapal selam ini dapat melindungi kehormatan, keselamatan bangsa, dan menegakkan hukum di perairan negara Indonesia.
Kapal selam KRI Ardadedali memiliki berat 1.400 ton, dengan panjang 61,3 meter, lebar 6,2 meter, dengan sarat air lambung kapal 5,7 meter yang mampu menamung 40 awak kapal. KRI Ardadedali memiliki kecepatan mencapai 12 Knot, untuk menunjang operasionalnya kapal ini dirancang untuk mampu berlayar selama 50 hari.
KRI Ardadedali-404 dilengkapi dengan senjata peluncur torpedo berukuran 53 cm dengan panjang 7,2 meter dan juga memiliki peluru kendali penghancur kapal permukaan, yang merupakan wujud modernisasi dari TNI AL. Selain itu, kapal selam ini memiliki jangkauan sampai 18 kilometer, dan dilengkapi empat diesel MTU 12V493, dengan begitu jarak jelajahnya dapat mencapai 18.520 kilometer selama 50 hari.
c. KRI Alugoro-405
Kapal selam ini bagian kelas Chang Bogo yang dikerjakan secara mandiri oleh anak bangsa di Dermaga Kapal Selam PT PAL Indonesia (persero), kawasan Tanjung Perak, Surabaya yang bekerjasama dengan Pemerintah Korea Selatan Daewoo Shipbuilding and Marine Engineering Co. Ltd (DSME), Okpo, Geoje, Gyeongsang Selatan.
Kapal selam ketiga buatan PT PAL dan DSME ini diluncurkan pada 11 April 2019. Spesifikasi KRI Alugoro-405 memiliki panjang 61,3 meter, dan berat 1,569 ton (1.460 di permukaan, dan mencapai 1.596 ton saat menyelam di dalam air) dengan kecepatan mencapai 11 Knot (20 km/h) ketika berada di bawah air. KRI Alugoro-405 mampu menampung 40 kapal dan memiliki kemampuan jelajah higga 50 hari serta dirancang umur untuk hidup mencapai 30 tahun.
KRI Alugoro-405 juga dilengkapi dengan senjata torpedo Black Shark generasi terbaru dari Whitehead Alenia Sistemi Subacquei yang bisa mengejar target ingga sejauh 50 kilometer, dengan panjang torpedo mencapai 3,6 meter (12 ft) dan diameternya mencapai 533 mm.