5 Fakta Kaltim Blackout, Lampu Mati Seharian PLN Minta Maaf
Sebagian besar wilayah Provinsi Kalimantan Timur dan Kalimantan Selatan mengalami gangguan listrik sepanjang Kamis, 27 Mei kemarin. Listrik baru kembali menyala pukul 20.51 Waktu Indonesia Tengah (Wita).
Kondisi itu membuat jutaan pelanggan Perusahaan Listrik Negara (PLN) terdampak dan menanggung kerugian. Sebagian wilayah Balikpapan dan sejumlah daerah di Kaltim seperti kota Samarinda, Tenggarong, Bontang, dan Sangatta, mengalami pemadaman listrik sejak pukul 13.29 Wita. Gangguan serupa juga terjadi di Kalimantan Selatan dan Kalimantan Tengah.
Berikut ini 5 fakta Kaltim blackout:
1. "Kami mohon maaf yang sebesar-besarnya atas ketidaknyamanan ini," kata General Manager (GM) Unit Induk Wilayah Kalimantan Timur dan Utara (UIW Kaltimra), Saleh Siswanto, seperti dilansir Antara.
2. Penyebab utamanya adalah lepasnya sistem interkoneksi, penghubung, antara Kalsel dengan Kaltim, karena terganggunya transmisi dari Gardu Induk Tengkawang dan Gardu Induk Embalut. Gardu ini terletak di Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur.
3. Lepasnya sistem koneksi ini membuat Sistem Mahakam di Kalimantan Timur dan Sistem Barito yang melingkupi Kalimantan Selatan dan sebagian Kalimantan Tengah kekurangan daya, karena daya dari beberapa pembangkit tidak tersalur.
4. Akibat gangguan transmisi ini, sekitar 1,02 juta pelanggan PLN di Kalsel dan Kaltim terdampak. Akun twitter Humas PLN Kaltimra pada @PLN123 dibanjiri pernyataan dan pernyataan, termasuk juga informasi pelanggan di mana saja yang aliran listriknya masih mengalami pemadaman.
5. Butuh empat hingga delapan jam untuk menormalkan sistem, mengingat pembangkit yang digunakan pada sistem kelistrikan adalah PLTU atau pembangkit listrik tenaga uap. Dengan daya maksimal 60 MW, PLTU Bontang menjadi yang paling cepat dapat masuk ke dalam sistem kembali, yaitu 4 jam. Selanjutnya, pasokan listrik normal dalam 6-8 jam PLTU Balikpapan dan Tanjung Batu.