5 Fakta Film Women From Rote Island, Peraih Piala Citra 2023
Women from Rote Island menjadi pemenang Film Cerita Panjang Terbaik Festival Film Indonesia (FFI) atau Piala Citra 2023. Ajang ini digelar di Ciputra Art Centre, Jakarta Selatan, Selasa 14 November 2023 malam.
Film arahan sutradara Jeremias Nyangoen ini berhasil mengalahkan karya lain yang masuk nominasi, seperti 24 Jam Bersama Gaspar karya Yosep Anggi Noen dan Budi Pekerti karya Wregas Bhanuteja.
Dalam ajang penghargaan film tertinggi di Indonesia tersebut, Women from Rote Island mendapatkan empat nominasi, yakni Film Cerita Panjang Terbaik, Sutradara Terbaik, Penulis Skenario Asli Terbaik, dan Pengarah Sinematografi Terbaik. Hal tersebut membuat Women from Rote Island memenangkan seluruh piala dalam nominasi tersebut.
Uniknya, jajaran pemainnya benar-benar baru dan belum pernah membintangi film sama sekali. Tokoh Orpha diperankan oleh Linda Adoe, dan 90 persen pemain lainnya belum pernah bermain film.
Meski belum berpengalaman, mereka menjalani proses latihan yang panjang dan penampilan mereka pun tak mengecewakan.
Berikut ini lima fakta film Women from Rote Island:
Film tersebut mengambil latar di Pulau Rote dan menampilkan kerasnya kehidupan di sana yang begitu kontras dengan keindahan alam dan sumber dayanya.
Women from Rote Island merupakan film debut sutradara Jeremias Nyangoen yang sebelumnya terlibat dalam penulisan naskah Denias, Senandung di Atas Awan (2006), Serdadu Kumbang (2011).
Film Women from Rote Island dibintangi Linda Adoe, Irma Rihi, Sallum Ratu, dan Van Jhoov. Women from Rote Island sesungguhnya belum tayang umum di Indonesia.
Namun, film tersebut sudah tayang perdana di Busan International Film Festival 2023, pada 7 Oktober lalu. Film ini juga diputar di Jakarta Film Week pada akhir Oktober 2023 dan membawa pulang trofi Direction Award.
Tak hanya itu, Women from Rote Island tayang di Asian Film Festival Barcelona 2023 dan QCinema International Film Festival 2023 di Filipina.
Women from Rote Island menceritakan tentang Orpa, seorang perempuan yang harus menghidupi ketiga anaknya setelah suaminya meninggal. Orpa harus menghadapi diskriminasi terkait dirinya sebagai perempuan sekaligus ibu tunggal.
Tak hanya itu, Orpa juga harus berjuang melawan tradisi yang memberikan stigma bahwa kaum perempuan akan selalu dipandang sebagai gender kelas dua dalam lingkungan masyarakat.
Salah satu anak Orpa yang bernama Martha mengalami depresi akibat tragedi pemerkosaan yang menimpanya. Sambil berjuang untuk hidup, Orpa juga diuji dengan kondisi Martha yang terpuruk dalam trauma.
Ada sejumlah pesan moral yang ingin disampaikan Jeremias Nyangoen lewat film Women from Rote Island, khususnya bagi penyintas kekerasan seksual. Mereka diharapkan untuk berani speak-up dan melawan.
"Sebab para pelakunya berada di mana-mana, bisa terjadi kapan saja, dan bisa dialami oleh perempuan maupun laki-laki," ungkap Jeremias Nyangoen.
Women from Rote Island diharapkan bisa menjadi tontonan yang inspiratif dan bermanfaat bagi banyak orang.
Advertisement