5 Bangunan Ikon Kota Probolinggo Disorot pakai APBD Rp2 Miliar
Pembangunan lima tugu ikon di Kota Probolinggo yang bakal selesai serentak akhir Desember 2023 ini, menuai sorotan dari DPRD dan masyarakat setempat. Sebab kelima bangunan itu tidak mencerminkan ikon Kota Probolinggo padahal menggunakan anggaran (APBD) cukup besar Rp2 miliar.
Soal adanya anggota DPRD yang menyoroti lima bangunan ikon kota itu memang berbeda ketika pembahasan rapat Banggar DPRD. Sebab, saat rapat Banggar, anggota DPRD memberikan dukungan terhadap rencana pembangunan lima ikon tersebut.
Apalagi saat itu, pihak eksekutif memaparkan, ikon baru Kota Probolinggo itu akan mempercantik wajah kota. Sehingga Kota Probolinggo semakin indah dan moncer baik di dalam maupun di luar daerah.
Sisi lain menjelang akhir Desember 2023 ini, begitu wujud kelima bangunan itu sudah muncul, sebagian anggota DPRD pun mengaku, kecewa. Sebab bangunan yang diharapkan menjadi ikon kota itu justru dinilai tidak lebih bagus dibandingkan tugu sebelumnya, yang telah dibongkar.
Kelima bangunan ikon kota yang kini mendekati penyelesaian akhir (finishing) itu masing-masing, miniatur Menara Eiffel Paris di Simpang Tiga King; Tugu Monas Jakarta di depan RM Sumber Hidup, Jalan Panglima Sudirman.
Selanjutnya, Miniatur Big Ben London di Simpang Tiga (Loji), Jalan Pahlawan; Miniatur Wind Mill Belanda di Tugu di Alun-alun Kota Probolinggo; dan Tugu Menara Air dengan hiasan lampu di dekat bangunan aslinya, Menara Air, Simpang Empat Randupangger, Jalan Panglima Sudirman.
Heru Estiadi, anggota DPRD setempat menilai, miniatur Tugu Menara Air di Simpang Empat Randupangger sebenarnya tidak perlu dibangun. Sebab, bangunan aslinya masih ada, masih bagus dan menjadi ikon atau ciri khas Kota Probolinggo.
Politisi Partai Demokrat itu menambahkan, multiplier effect pembangunan lima tugu ikon itu juga tidak ada. Sebaiknya, anggaran Rp2 miliar itu diperuntukkan pembangunan atau program lain yang lebih bermanfaat bagi masyarakat.
Hal serupa diungkapkan Muchlas Kurniawan, Ketua Komisi II DPRD Kota Probolinggo. Memang ia mengaku, sempat memberikan dukungan atas pembangunan tugu ikon itu saat pembahasan PAK APBD 2023, beberapa waktu lalu.
Politisi Partai Golkar itu menilai, miniatur Tugu Monas tidak lebih bagus daripada tugu, yang sebelumnya dibongkar. “Selain itu, bangunan miniatur Tugu Monas itu ukurannya terlalu kecil dan letaknya di tepi jalan,” katanya, Kamis, 28 Desember 2023.
Tidak mau kalah warganet (netizen) juga ramai menyoroti keberadaan lima bangunan ikon Kota Probolinggo itu melalui sejumlah grup WhatsApp (WA).
“Yang pas untuk ikon Probolinggo itu ya anggur, mangga, dan Angin Gending. Bisa juga Jaran Bodhag. Atau monumen sebagai kota bahari disimbolkan dengan ikan,” ujar Agus.
Bahkan netizen dengan akun mahendra_aw mengunggah postingan video melalui TikTok. Ia mempertanyakan, kelima bangunan ikon Kota Probolinggo, yang menurutnya tidak mewakili identitas dan karakter kota.
Ikon Lokal, Nasional, Internasional
Sementara itu, Kepala Dinas PUPR-PKP Kota Probolinggo Setiorini Sayekti yang dihubungi terpisah, meminta agar warga Kota Probolinggo menunggu sampai selesainya pembangunan kelima ikon kota.
“Masih proses pembangunan, mereka belum mengetahui jika sudah jadi seperti apa,” ujarnya.
Selain ikon lokal Kota Probolinggo (miniatur Menara Air), ikon lain mewakili ikon nasional (miniatur Tugu Monas), dan ikon internasional (miniatur Menara Eiffel, miniatur Big Ben, miniatur Wind Mill).
Rini, panggilan akrab Setiorini Sayekti, membantah bahwa tugu baru tidak lebih bagus dari tugu lama yang dibongkar. Menurutnya, pembangunan lima tugu baru itu belum tuntas, meski bentuknya mulai terlihat.
Dikatakan pengadaan (proyek lima bangunan ikon kota) dilakukan dengan e-catalog semua. Sementara pelaksananya, kontraktor dari Malang dan Mataram, NTB.
“Targetnya selesai pada 28 Desember 2023,” jelasnya.
Rini menambahkan, tugu yang dibangun itu sengaja dibuat instagramable. Sehingga muncul ikon-ikon nasional dan internasional. “Dipilih yang instagramable untuk mendukung pariwisata dan ekonomi lokal,” ujarnya.