5 Akses Baru yang Bikin Jalan di Surabaya Tak Tambah Macet
Pemerintah kota sedang membangun penyeberangan bawah tanah di Jalan Yos Sudarso. Untuk pembangunan tersebut, akses dari Jalan Pemuda menuju Balaikota akan ditutup selama 6 bulan.
Selain dalam rangka membangun alun-alun Surabaya, akses penyebarangan bawah tanah itu kelak bisa mengurangi kemacetan simpang empat di tengah kota itu. Karena basement parkir Balai Pemuda akan terkoneksi dengan seberangnya.
Pembangunan akses bawah jalan itu juga makin mempercantik lingkungan pusat kota Surabaya. Apalagi, sejak beberapa tahun terakhir Balai Pemuda sudah dipercantik sehingga menjadi bangunan heritage yang menjadi salah satu ikon Surabaya.
Sebelum ini, Surabaya dengan berbagai skema telah membangun sejumlah akses baru untuk mengurai kemacetan. Juga transportasi publik yang layak. Berbagai infrastruktur itu dibangun pememerintah pusat, kontribusi swasta, dan Pemkot Surabaya sendiri.
Apa saja akses baru itu?
1. Underpass Mayjen Sungkono
Infrstruktur underpass yang menghubungkan Jalan Mayjen Sungkono dengan Jalan HR Muhammad ini diresmikan 31 Mei 2019. Tepat Ultah Surabaya ke 726. Ini adalah kado para pengembang Surabaya di saat hari jadi kota ini. Pembangunannya menghabiskan anggaran Rp 60 miliar. Diprakarsai DPD REI Jatim, panjang underpass bundaran Satelit 400 meter..
Dengan adanya underpass itu, membuat simpang lima menuju kota satelit Surabaya Barat ini menjadi lebih lancar. Selama ini, kawasan tersebut menjadi pusat kemacetan, apalagi pada hari-hari libur maupun jam-jam pulang kerja. Sebab, kawasan itu juga menjadi exit toll tengah kota.
"Ini underpasa pertama di Surabaya. Mudah-mudahan bisa mengurai kepadatan di kawasan Surabaya barat ini. Semoga bisa meningkatkan perekonomian Surabaya,'' kata Walikota Tri Risma Harini saat peresmian.
2. Flyover Gedung Hantu
Jalan layang alias flyover yang menghubungkan Jalan Pasar Kembang dengan Jalan Diponegoro Surabaya ini dibangun pemerintah Pusat pada tahun 2010. Selesai dan mulai dioperasionalkan 15 Januari 2014. Sejak tanggal itu, jalan layang kedua di Surabaya setelah Mayangkara itu dibuka untuk umum.
Pembangunan jalan layang ini sempat macet karena bersengketa dengan PT KAI. Sebab, pembangunannya dilakukan di atas belas rel trem yang diakui sebagai aset BUMN yang bergerak di perkereta apian ini.
Sebelum flyover ini beroperasi, kawasan itu selalu menjadi langganan kemacetan. Di situ ada simpang tiga menuju kampung Dolly dan jalan Banyuurip. Apalagi, saat itu, sepanjang Jalan Pasar Kembang selalu dipenuhi pedagang bunga dan PKL yang menyerobot median jalan.
Di pertigaan yang kini berdiri jalan layan ini ada gedung kuno yang dikenal sebagai gedung hantu. Entah benar-benar ada hantu atau tidak, yang jelas banyak orang yang menyebut gedung kuno di ujung jalan itu berhantu. Karena itu, bisa juga menyebut jalan layang gedung hantu.
3. Jalan MERR Surabaya Timur
Jalan Midle East Ring Road (MERR) sebetulnya program patungan antara pemerintah kota Surabaya dan pemerintah pusat. Pembebasan lahan dilakukan pemerintah kota, sedangkan konstruksi jalannya dibangun pemerintah pusat. Pembangunan jalan MERR ini sudah berlangsung sejak 20 tahun lalu.
Namun, satu ruas sempat macet lama karena ada warga yang tak mau dibebaskan. Jalan yang menghubungkan kawasan Surabaya utara bagian timur dengan kawasan Surabaya selatan ini baru mulai terbuka tahun 2006 setelah perempatan Kampus C Unair bisa dibebaskan.
Kini, MERR sudah tembus sampai ke Pondok Candra Sidoarjo. Selesainya pembangunan MERR ini mengurangi beban akses tengah kota, seperti Jalan Ahmad Yani. Jalan baru ini memperlancar arus utara-selatan di Surabaya Timur. Tentu juga makin menjadikan kawasan ini berkembang pesat.
4. Jalan Jembatan Suramadu
Jembatan Suramadu merupakan diinisasi Gubernur Mohammad Noer. Baru selesai saat Gubernur Jatim dijabat Imam Utomo. Diresmikan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Dimulai pembangunannya sejak 20 Agustus 2003 dan baru dioperasikan 10 Juni 2009.
Jembatan ini dibangun untuk membuka akses arus transportassi Madura-Surabaya. Harapannya, pembangunan jembatan Suramadu sepanjang 5.438 meter ini bisa mendongkrak pembangunan kawasan Madura. Sebelumnya, akses ke pulau Madura bisa digapai dengan menggunakan kapal ferry, melalui pelabuhan Tanjung Perak.
Akses menuju jembatan Suramadu dibangun jalan empat jalur dan saluran air di tengahnya. Pembangunan jalan akses di sisi Surabaya ini juga mengungkit perkembangan kawasan Surabaya utara yang semula kumuh menjadi lebih baik lagi. (Kompas.com)
5. Bus Botol Bekas Suroboyo
Suroboyo Bus namanya. Ini adalah salah satu bus berbasis rapid transit yang diluncurkan kali pertama oleh Walikota Surabaya Tri Risma Harini, 7 April 2018. Bus kota yang jumlahnya masih terbatas ini mampu mengangkut 67 penumpang dan beroperasi mulai jam 06.00 pagi sampai 22.00 malam.
Inilah transportasi publik yang modern dan layak di kota Surabaya. Tidak hanya untuk mengatasi kepadatan lalu lintas lewat transportasi publik, tapi juga mempercantik jalanan di kota Surabaya. Sebab, model busnya modern dan cantik seperti bus-bus di negara maju.
''Ini upaya bertahap. Tidak mungkin orang langsung berpindah kebiasaan dari kendaraan pribadi ke angkutan umum. Penumpamng masih kita gratiskan dengan disisipkan program lingkungan dengan membayar tiket bus dengan botol plastik,'' kata Kadishub Surabaya Irvan Wahyu.
Suroboyo Bus kini tak lagi melayani rute utara-selatan Surabaya, tapi juga sudah melayani rute Barat-Timur Surabaya.
Advertisement