5.000 Mahasiswa Ikuti Kuliah Umum Bela Negara, Bangun Inovasi
Pelaksana Tugas Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi Nizam menekankan pentingnya mengembangkan kreativitas dan meningkatkan semangat kolaborasi dan gotong royong untuk mewujudkan era Indonesia emas.
Hal ini disampaikan Nizam di hadapan 5.000 mahasiswa peserta program Pertukaran Mahasiswa Merdeka Pembinaan Kesadaran Bela Negara (PMM-PKBN) di Kampus Universitas Bina Sarana Informatika, Bekasi, Jawa Barat Kamis 15 September 2022.
Nizam menjelaskan bahwa kegiatan ini diselenggarakan dalam kerangka Merdeka Belajar Kampus Merdeka, mendukung pengembangan kreativitas dan inovasi mahasiswa maupun dosen.
Selain itu, implementasi Merdeka Belajar Kampus Merdeka ini juga mendorong terjadinya kolaborasi antar pemangku kepentingan, baik perguruan tinggi, industri, dan masyarakat. Kreativitas adalah kunci dalam membangun daya saing. Kreasi akan melahirkan nilai tambah, menjadikan sesuatu lebih bermanfaat dan bernilai.
“Salah satu wujud bela negara adalah membangun kedaulatan bangsa melalui kreativitas dan inovasi,” jelas Nizam.
Nizam berharap program PMM-PKBN dapat mendorong terjadinya kolaborasi dan gotong royong antar mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi. Semangat gotong royong adalah kearifan lokal yang khas Indonesia.
“Semoga dalam pelaksanaan PMM-PKBN, mahasiswa tidak hanya mendapat bekal kompetensi digital namun juga mampu membangun kolaborasi dan gotong royong membangun masa depan mewujudkan Indonesia yang maju,” harap Nizam.
Pada kesempatan yang sama, Kepala Badan Pendidikan dan Pelatihan Kementerian Pertahanan, Mayor Jenderal (TNI) Tandyo Budi menjelaskan bahwa program PMM-PKBN sangat penting untuk menumbuhkan rasa cinta tanah air dan semangat bela negara.
Tandyo berharap bahwa kolaborasi antara Badiklat Kemhan dengan Ditjen Diktiristek khususnya Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi Wilayah III dapat terselenggara dengan baik dan berkelanjutan.
“Bela negara tidak selalu identik dengan pendidikan militer, tetapi melalui hal lain, misalnya saja di bidang keamanan siber yang melibatkan seluruh pemangku kepentingan. Kami menyadari saat ini ada saja serangan di dunia maya dan telah menjadi trend baru dalam perang modern di abad ini,” jelas Tandyo.
Pada kuliah umum peluncuran PMM-PKBN ini, hadir sebagai pembicara Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Muhadjir Effendy yang memandang bahwa pembangunan sumber daya manusia yang Tangguh merupakan nilai strategis dalam upaya bela negara. Sumber daya manusia yang tangguh akan mampu menghadapi ancaman, gangguan, hambatan, dan tantangan dari dalam dan luar negeri.
Muhadjir melihat bahwa PMM-PKBN dapat memberikan bekal pengetahuan bagi peserta terkait dengan kemampuan literasi digital. “Program ini selaras dengan transformasi digital yang dicanangkan oleh Presiden Joko Widodo, terutama untuk menyiapkan sumber daya manusia yang memiliki kompetensi talenta digital,” jelas Muhadjir.
Kepala Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi Wilayah III Paristiyanti Nurwardani dalam laporannya menjelaskan bahwa Program Pertukaran Mahasiswa Merdeka Pembinaan Kesadaran Bela Negara (PMM-PKBN) merupakan kolaborasi antara Kemendikbudristek dan Kemenhan sebagai upaya penguatan literasi digital dan penguatan talenta digital.
Bidang ilmu yang disediakan dalam PMM-PKBN antara lain Artificial Intelligence, Data Science, Cyber Security, Communication Specialist, dan Web Programming. PMM-PKBN diikuti 5.000 mahasiswa dari 64 perguruan tinggi di bawah koordinasi LL Dikti Wilayah III.
Output dari program PMM-PKBN ini, mahasiswa dapat menyetarakan Satuan Kredit Semester (SKS) setara 20 SKS, mendapatkan sertifikasi dari Lembaga Sertifikasi Profesi dari perguruan tinggi yang telah ditunjuk, dan sertifikat Bela Negara dari Badiklat Kementerian Pertahanan. Paristiyanti berharap PMM-PKBN dapat menjadi program berkelanjutan dan model implementasi MBKM di Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi.