46 Orang Korban Tewas Banjir Malaysia, Mahasiswa pun Terdampak
Korban tewas akibat banjir di Malaysia menjadi 46 orang. Inspektur Jenderal Polisi, Acryl Sani Abdullah Sani mengatakan, jumlah korban tewas meningkat karena lebih banyak mayat ditemukan, dengan sebagian besar kematian di negara bagian Selangor dan Pahang.
"Masih ada lima orang yang hilang. Kami berharap mereka segera ditemukan," katanya dalam konferensi pers, seperti mengutip Straits Times, Minggu 26 Desember 2021.
Hujan deras berhari-hari menyebabkan sungai meluap akhir pekan lalu, membanjiri kota-kota, memutus jalan utama dan memaksa puluhan ribu orang meninggalkan rumah mereka.
Selangor, negara bagian Malaysia yang paling padat penduduknya dan terkaya, telah menjadi salah satu daerah yang paling parah terkena dampaknya.
Banyak di ibu kota negara bagian yang dilanda banjir, Shah Alam, dibiarkan terdampar di rumah mereka tanpa makanan selama berhari-hari, sebelum dievakuasi dengan kapal.
Ia mengatakan, 54.532 orang masih berada di lebih dari 300 pusat evakuasi di tujuh negara bagian dan 68 jalan tetap ditutup karena banjir.
Perdana Menteri, Ismail Sabri Yaakob, telah mengakui ada kelemahan tetapi menjanjikan perbaikan di masa depan.
Negara Asia Tenggara itu dilanda banjir setiap tahun selama musim hujan, dari November hingga Februari. Tetapi banjir pada akhir pekan adalah yang terburuk sejak 2014.
Pemanasan global telah dikaitkan dengan banjir yang semakin parah, karena atmosfer yang lebih hangat menampung lebih banyak air, perubahan iklim meningkatkan risiko dan intensitas banjir dari curah hujan yang ekstrem.
Mahasiswa Terdampak Banjir
Banjir di Malaysia saat ini telah terjadi di berbagai tempat.
"Sudah terjadi cukup beragam di berbagai tempat, karena cuaca hari ini, tadi malam hujan deras, saya di daerah Tampoi disini tidak begitu parah," kata Ketua Dewan Penasehat Persatuan Pelajar Indonesia (PPI) Malaysia, Muhammad Rajiv Syarif, dalam keterangannya pada pers.
Saat ini, bantuan banyak tersebar di berbagai titik. Menurutnya, ada 24 orang di Selangor menjadi korban namun bukan WNI.
Adapun, pemerintah Malaysia mengumumkan bagi mahasiswa yang terdampak banjir. "Bagi mahasiswa yang tidak perlu mengikuti perkuliahan biasa," ujarnya.
Seperti diketahui, hujan deras yang mengguyur Malaysia selama berhari-hari membuat sungai-sungai meluap pada akhir pekan, yang kemudian menggenangi sejumlah kota.
Banjir memutus jalan jalanan utama dan memaksa ribu orang mengungsi dari rumah masing-masing.