44 Desa di Ngawi Dilanda Kekeringan
Sebanyak 44 desa yang tersebar di 10 kecamatan di Kabupaten Ngawi, Jawa Timur, mulai mengalami krisis air bersih. Sumur dan mata air yang menjadi andalan warga mulai mengering.
Guna memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari, warga hanya bisa mengandalkan bantuan air bersih dari pemerintah. Krisis air bersih ini sudah dirasakan warga sejak dua bulan lalu.
Mengetahui bantuan air bersih datang, belasan warga di Desa Banjarbanggi, Kecamatan Pitu, langsung menyerbu bak penampungan air yang diisi oleh BPBD kabupaten setempat. Sambil membawa jeriken, warga bergantian mengambil air untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari seperti minum dan memasak.
"Sumur dan mata air di desa tersebut mulai mengering. Sehingga warga mengandalkan bantuan air bersih dari pemerintah yang datang sepekan sekali," ujar Kabid Kedaruratan dan Logistik BPBD Ngawi, Teguh Puryadi, Kamis, 7 Oktober 2021.
Menurut Teguh, berdasarkan data BPBD setempat wilayah yang mengalami kekeringan di antaranya Kecamatan Mantingan, Karanganyar, Widodaren, Kedunggalar, Sine Pitu, Bringin, Kasreman, Karangjati, dan Ngawi Kota. Rata-rata wilayah tersebut berada di kawasan pinggiran hutan.
"Wilayah itu masuk kategori kekeringan kritis. Kesulitan air bersih rata-rata di sepanjang utara Kecamatan Ngawi mulai Karanganyar sampai Karangjati," kata dia.
Kekeringan berdampak pada sekitar 62.670 kepala keluarga atau 175.597 jiwa. Setiap hari 2 unit truk tangki menyalurkan bantuan air bersih ke sejumlah desa terdampak.
"Untuk memenuhi kebutuhan air, BPBD Ngawi segera menambah jumlah truk tangki untuk memasok air bersih ke sejumlah desa," jelas Teguh.
Advertisement