410 Warung Rakyat Sidoarjo Direnovasi Melalui Swakelola
Pemerintah Kabupaten Sidoarjo merenovasi 410 warung rakyat di tahun 2023, melalui program 2.000 warung rakyat direnovasi. Pada 2023 ini merupakan tahun kedua untuk pelaksanaan program warung rakyat direnovasi.
Bupati Sidoarjo, Ahmad Muhdlor Ali mengatakan, program 2.000 warung rakyat direnovasi ini merupakan bentuk nyata perhatian Pemkab Sidoarjo terhadap pengusaha skala mikro yang masuk pada anggaran Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) tahun 2021 hingga tahun 2026.
"Melalui program ini, Pemkab Sidoarjo mendorong kualitas warung pedagang mikro, mulai dari keramik sampai pengecatan dengan biaya renovasi tidak lebih dari Rp6 juta, per warung," ucap Gus Muhdlor, sapaan akrabnya, Jumat, 20 Oktober 2023.
Gus Muhdlor melihat program tersebut disambut baik masyarakat. Untuk itu keberlanjutan program tersebut akan dijaga. Per tahun ditargetkan 400 warung dapat direnovasi. Sehingga, program 2.000 warung rakyat direnovasi itu akan selesai pada 2026.
"Sesuai RPJMD Kabupaten Sidoarjo tahun 2021-2026, sebanyak 2.000 warung rakyat direnovasi, pertahun kita targetkan 400 warung direnovasi," jelasnya.
Sementara itu, Kepala Bidang Pengembangan Usaha Mikro Dinas Koperasi dan Usaha Mikro Kabupaten Sidoarjo, Danar Yanuastuti mengatakan, program 2.000 warung rakyat direnovasi tahun ini sudah berjalan sejak September 2023.
Sebanyak 410 warung tersebut tersebar di enam kecamatan. Antara lain Buduran, Gedangan, Waru, Taman, Balongbendo, dan Wonoayu.
"Pelaksanaan renovasi warung saat ini sudah berjalan yang sebelumnya dilakukan verifikasi penerima bantuan oleh kecamatan dari usulan pihak desa yang mengajukan renovasi warung warganya," tuturnya.
Danar Yanuastuti juga menjelaskan, pelaksanaan program ini tidak lagi menggunakan sistem lelang, namun dirubah menjadi swakelola yang dikerjakan oleh Kelompok Masyarakat (Pokmas) di desa itu sendiri.
"Renovasi dilakukan dengan cara swakelola tipe empat atau lebih ke arah pemberdayaan masyarakat, dan renovasi hanya bersifat ringan tidak sampai pada mengerjakan pondasi warung atau bahkan membangun kembali warung dengan dinding bata," jelasnya.
Sistem swakelola seperti itu semua masyarakat akan mendapatkan manfaat dari program tersebut. Tidak hanya pemilik warung, namun warga dapat terlibat dalam program tersebut.
"Semisal, tukang bangunan berasal dari desa setempat serta material bangunannya pun bisa beli di toko bangunan yang ada di desa itu sendiri. Jadi swakelola ini akan memberikan dampak luas bagi warga desa juga," terang Danar Yanuastuti.
Ia pun juga menyampaikan bahwa pihaknya memberikan pendampingan Pokmas dalam pengerjaan renovasi warung. Pendampingan dilakukan mulai dari perencanaan, pelaksanaan, pengawasan sampai pelaporan hasil kegiatan.
"Tim pendamping dari sini (Dinas Koperasi dan Usaha Mikro Sidoarjo) akan ditugaskan untuk membantu Pokmas dalam pengerjaannya nanti," tutup Danar Yanuastuti.