Kolaborasi 40 Siswa dari 36 Negara Kampanyekan Wonderful Indonesia
Pariwisata Indonesia kian oke. Kian banyak jadi bahan perbincangan dunia. Tengok saja aktivitas 40 siswa dari 36 negara. Di Grand Maerokoco Semarang, Jawa Tengah. Mereka berkolaborasi bersama 400 siswa Indonesia mengampanyekan Wonderful Indonesia via story telling yang asyik.
"Pariwisata Indonesia itu sangat menarik bagi siswa-siswa asing. Itu sebabnya kami create Semarang LIA International Competition and Exhibition (SLICE). Semua kami ajak bercerita tentang destinasi wisata Indonesia," terang Selestin Zainuddin, Direktur Lembaga Bahasa LIA Jakarta.
Kemasan paparannya pun diset sangat keren. Foto-foto destinasi yang indah, yang wow, kelas dunia, semuanya ditampilkan dalam rangkaian slide yang mumpuni. Presentasinya tak kalah keren dari pemaparan sejumlah CEO kelas dunia. "Semuanya berlomba-lomba mempresentasikan yang terbaik. Khusus siswa asing, lima pemenang terbaik kami berikan paket travelling ke 10 destinasi prioritas," tambahnya.
Adapun 10 destinasi dimaksud adalah Borobudur, Danau Toba, Bromo Tengger Semeru, Pulau Komodo, Pulau Seribu, Tanjung Kelayang, Mandalika, Wakatobi, Morotai dan Tanjung Lesung. "Semuanya excited. Experience tadi sampai ikut di-posting ke akun media sosial masing-masing. Gayanya sudah sangat milenial," ungkapnya.
Bagi yang tidak menang, rona bahagia juga tetap terpancar. Semuanya diajak ikut menikmati malam budaya di Kuil Sam Poo Kong.
Kisah Laksamana Cheng Ho yang tidak ada habisnya, culture khas Semarang hingga bangunan megah yang dibalut kepulan asap dupa dan bau hio, dipastikan siap menyambut kedatangan tamu-tamu negara tadi. "Kami ajak mereka merasakan langsung kekayaan budaya di Semarang," ucapnya.
Lawang Sewu juga ikut disambangi. Bangunan artistik yang pernah dikunjungi istri Perdana Menteri Singapura, Ho Ching itu juga tak henti-hentinya dijadikan ajang selfie siswa asing.
Belum lagi hunting kuliner. Lumpia, wingko babat, mie jowo, tahu gimbal, soto bangkong, hingga nasi goreng, menjadi menu wajib yang tak boleh dihilangkan. "Yang paling mereka suka adalah nasi goreng. Rasa-rasanya sih nggak berlebihan ya. Nasi goreng Indonesia kan makanan terlezat nomor dua dunia 2017 versi CNN," papar Selestin.
Deputi Pengembangan Pemasaran Pariwisata Nusantara Esthy Reko Astuti ikutan sumringah. Apalagi, testimoninya sangat mengangkat citra pariwisata Indonesia. "Setelah kembali ke negaranya, Mereka akan menjadi tangan kedua kita untuk mempromosikan pariwisata indonesia atau dengan kata lain Duta Wisata," ujar Esthy.
Asisten Deputi Pengembangan SDM Aparatur Riwud Mujirahayu juga seirama. Baginya, ini adalah cara promosi yang kreatif dan sangat efektif. Dari mulai bangunan tua di Kota Lama, Lawang Sewu hingga Klenteng Sam Poo Kong, semuanya langsung terekam di memori masing-masing peserta. Dan semuanya langsung dipromosikan dengan gaya kids jaman now yang sedang trend.
“Acaranya bagus banget, story telling keren, presentasinya bagus dan semuanya kompak mengangkat gadget untuk meng-capture semua rangkaian acara. Santai, tapi tetap serius. Saya percaya, imajinasi dan aksi nyata seperti ini bisa merubah dunia," ucapnya.
Menteri Pariwisata Arief Yahya juga sependapat. Even yang di create degan gaya kreatif seperti SLICE 2017 dinilai punya karakter yang sangat khas. “Saat even berlangsung, peserta masih explore sambil merasakan sensasi di destinasi wisata Semarang. Kalau mereka happy, repeater yang datang kembali untuk wisata. Jadi even seperti SLICE sangat berpotensi mendatangkan repeater tourism," kata Arief Yahya. (*)