40 Rumah Rusak, 2 Orang Luka Akibat Gempa Banten
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Pandeglang, Jawa Barat melaporkan, data sementara yang dikumpulkan dua orang mengalami luka ringan akibat gempa Banten berkekuatan magnitudo 6,9 pada Jumat malam kemarin.
"Kalau korban jiwa enggak ada, karena ini belum terkumpul semua (datanya)," kata Deni, Kepala BPBD Kabupaten Pandeglang.
Korban luka berada di Desa Cikeusik, Kecamatan Cikeusik 1 orang dan di Desa Tanjung Jaya, Kecamatan Panimbang 1 orang.
Sedangkan wilayah terdampak yang cukup parah, berdasarkan data sementara, berada di Kecamatan Mandalawangi. Sebanyak 40 rusak akibat diguncang lindu. Laporan rumah rusak tersebut terjadi di 10 kecamatan, meliputi 16 desa.
"Laporan sementara dari beberapa kecamatan yang terdampak ini baru yang paling banyak Kecamatan Mandalawangi, ada 40 rumah rusak, tapi tidak ada korban jiwa," terang Deni.
Tim BPBD Pandeglang masih berada dilapangan untuk membantu korban gempa Banten dan mendatanya. Sementara, data dari Kecamatan Sumur, lokasi terdekat dari pusat gempa, masih belum di dapat informasi lengkap. Lantaran membutuhkan waktu cukup lama dan jarak tempuh yang jauh untuk sampai ke lokasi.
"Laporan sementara enggak banyak (kerusakan), malah Mandalawangi yang di pegunungan (banyak rumah rusak)," jelasnya.
Petugas BPBD yang mendata pengungsi menyebut masyarakat masih enggan kembali ke rumah. Pemkab Pandeglang pun akan mendirikan posko pengungsian dan dapur umum.
"Kalau BPBD sekarang sedang ke lapangan, memastikan akumulasi masyarakat yamg mengungsi. Kalau mereka masih bertahan di pengungsian, nanti kita pasang tenda. Kita siapkan juga bantuan logistik," ujar Deni.
Ada sekitar 500 warga Kecamatan Sumur, Ujung Kulon, masih mengungsi di Hunain Sementara (Huntara) akibat gempa Banten. Hunian itu dibangun pemerintah khusus korban tsunami 22 Desember 2018 silam.
Warga Rancapinang, Cimanggu, lebih memilih tetap mengungsi di bukit setelah gempa Banten. Mereka lebih memilih tinggal di saung perkebunan bahkan sampai ada yang memilih tidur ditanah dengan beralaskan tikar.
Walaupun Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) telah mengakhiri peringatan dini potensi tsunami. Masyarakat masih enggan balik ke tempat masing masing.
Masyarakat sepertinya masih trauma pasca terjadi peristiwa tsunami selat sunda pada 22 Desember 2018.
Sebelumnya BMKG mengeluarkan data sejumlah wilayah yang berada dalam status siaga dan waspada usai gempa Banten magitudo 6,9. Namun pada pukul 21.35 peringatan tersebut dicabut, setelah memantau tinggi air selama dua jam.
Lokasi gempa tadi malam berada di 7.54 LS,104.58 BT (147 kilometer Barat Daya Sumur-Banten) dengan Kedalaman 10 kilometer. Gempa ini dirasakan cukup kuat hingga Bandung dan Jabodetabek.
Advertisement