Peringatan 40 Hari Tanpa Leo Kristi
Surabaya: Leo Kristi, pemusik asal Surabaya sudah 40 hari meninggal dunia. Jumat (30/6) siang beberapa rekannya menggelar acara sederhana di Galeri DKS di komplek Balai Pemuda Surabaya.
Yang hadir kebanyakan adalah teman-teman yang mengenal Leo secara pribadi sejak muda. Ketika tahun tujupuluhan bersama-sama almarhum Sujarwoto Sumarsono alias Gombloh dan almarhum Franky Sahilatua, Leo masih sering mangkal di komplek Balai Pemuda.
Ada Akhudiat, Cak Kandar, Sabrot Malioboro, Aming Aminudin dan Mung Sriyana, salah seorang pemain Konser Rakyat Leo Kristi.
Bagus Putuparto, penyair dan pengusaha dari Blitar, memotong tumpeng untuk diserahkan pada Mung Sriwiyana.
Bokir menyanyikan lagu karya leo sambil memetik gitar, kemudileodiikuti hadirin. "gulagalugu suara nelayan....."
Menurut Amang Mawardi, kawan-kawan yang sering bergasul dengan Leo Kristi dulunya tidak merasa bahwa Leo itu punya nama besar. “Dan sekarang ketika Leo sudah tiada, nama Leo ternyata jauh lebih besar lagi,” kata Amang Mawardi.
Peringatan 40 hari Lleo Kristi dilakukan dengan sederhana. Dihadiri seikitar 40 orang, acara berlangsung tak lebih dari 2 jam sejak pukul 14.00. “Hanya dengan sederhana seperti ini yang bisa kita lakukan untuk Leo, karena dia memang orang sederhana tetapi dengan karya yang besar,” kata Ndindi Meong, ketua panitia.
Leo Kristi telah melahirkan sekitar 12 album. Dia meninggal 21 Mei lalu di Bandung pada usia 68 tahun, dan dikebumikan keesokan harinya di Bekasi. Peninggalannya tidak hanya berupa lagu, tetapi juga fans yang tidak terlalu banyak tetapi amat fanatik yaitu LKers. (nis)