4 Perlintasan Tanpa Pintu Daop 9 Jember Ditutup, Ini Sebabnya
PT KAI Dop 9 Jember menutup paksa empat titik perlintasan sebidang tanpa palang pintu secara serentak, Kamis, 23 Juni 2022. Penutupan dilakukan karena di lokasi itu rawan terjadi kecelakaan kereta api.
Vice President PT KAI Daop 9 Jember Broer Rizal mengatakan, sejak awal Januari 2022 sampai 23 Juni 2022, tercatat ada 38 kecelakaan di sepanjang Stasiun Bangil Pasuruan sampai dengan Ketapang Banyuwangi.
Akibat kecelakaan itu lima orang luka ringan, 16 orang korban meninggal dunia, dan sisanya tidak mengalami luka. Dari 38 kecelaan itu di antaranya, tiga insiden terjadi di Kabupaten Pasuruan, dengan korban dua orang luka ringan dan tiga orang meninggal.
Kemudian di Kota Probolinggo, tercatat ada 11 insiden kecelakaan dengan korban satu orang luka ringan dan delapan orang meninggal. Sementara di Kabupaten Lumajang, tercatat ada tujuh kejadian kecelakaan, namun tidak sampai menimbulkan korban.
Di Kabupaten Jember terjadi delapan kali kecelakaan dengan korban dua orang meninggal dunia. Disusul Banyuwangi dengan sembilan insiden kecelakaan, dua korban luka ringan dan empat orang meninggal.
Atas kejadian itu, PT KAI Daop 9 Jember melakukan upaya meningkatkan keselamatan bagi warga maupun penumpang kereta api. “Daop 9 Jember terus berupaya untuk melakukan sosialisasi kepada masyarakat dan melakukan peningkatan keselamatan di perlintasan sebidang KA,” kata Broer Rizal, Kamis, 23 Juni 2022.
Mayoritas kecelakaan yang melibatkan pengguna jalan dan kereta api itu terjadi di perlintasan sebidang. Awal tahun 2022, perlintasan sebidang sepanjang Stasiun Bangil-Ketapang tercatat ada 346 titik.
Dari 346 titik itu, ada 93 titik yang dijaga dan 253 yang tidak dijaga. 253 pelintasan sebidang yang tidak dijaga tersebar di perlintasan kereta Daop 9 Jember.
Di Kabupaten Pasuruan ada 54 titik, Kabupaten Probolinggo 69 titik, Kabupaten Lumajang 36 titik, Kabupaten Jember 112 titik dan Kabupaten Banyuwangi 75 titik.
Sejak awal Januari 2022 sampai 23 Juni 2022, sudah ada 24 titik yang sudah ditutup paksa. “Awalnya ada 20 titik yang kami tutup. Ditambah hari ini ada empat titik yang ditutup serentak,” jelas Broer.
Empat titik yang ditutup serentak itu berada di Km 96+5/6 antara Bayeman-Probolinggo, Km 131+4/5 antara Ranuyoso-Klakah, Km 26+5/6 antara Garahan-Mrawan dan Km 34+4/5 antara Mrawan-Kalibaru.
Penutupan secara serentak itu dilakukan bersama Dinas Perhubungan di tiap-tiap kota/kabupaten. Mulai Probolinggo, Jember, Banyuwangi dan juga Balai Teknik Perkeretaapian (BTP) Jawa Bagian Timur.
Ada Jalur Alternatif
Meskipun perlintasan sebidang tanpa palang pintu itu ditutup, namun masih ada jalur alternatif yang bisa dilalui. Jalur alternatif itu terletak tidak jauh dari lokasi yang ditutup, berjarak kurang dari 800 meter.
"Jika memenuhi syarat untuk ditutup, semestinya ditutup. Karena semakin banyak perlintasan sebidang tanpa palang pintu, maka akan semakin rawan terjadinya kecelakaan kereta api,” lanjut Broer.
Selain melakukan penutupan perlintasan sebidang tanpa palang pintu, KAI Daop 9 Jember juga berupaya meningkatkan keselamatan perkeretaapian sesuai amanat Peraturan Menteri (PM) nomor 94 Tahun 2018.
Upaya meningkatkan keselamatan perkeretaapian dapat berupa penutupan maupun penyempitan, pemasangan rambu-rambu, Early Warning System (EWS) dan ada juga dengan pemasangan palang pintu baik oleh pemerintah maupun oleh badan hukum/lembaga.
Lebih jauh Broer mengimbau masyarakat selalu berhati-hati dan mematuhi peraturan serta rambu-rambu lalu lintas saat berkendara.
“Berhenti, tengok kanan dan kiri, yakinkan tidak ada kereta api yang sedang dan atau mau melewati perlintasan tersebut. Bagi pengendara roda 4 harus membuka kaca jendela kendaraannya agar pandangan dan pendengarannya tidak terhalang, tidak bermain HP saat berkendara,” pungkas Broer.