4 Pembeda Tengkleng Bu Jito Dlidir dan Mbak Diah
Ini sebetulnya bukan perjalanan kuliner. Tapi perjalanan bisnis. Bersama para tokoh petani yang sedang getol menggarap ekspor komoditas pertanian. Yang akan ketemu Gubernur Ganjar Pranowo di Semarang.
Ada Muhammad Turino Junaidi, pengusaha Surabaya yang sedang membuat pusat komoditi pertanian di Sidoarjo. Sun City Biz, namanya. Kawasan yang menjadi pusat perdagangan komoditas pertanian.
"Kita naik mobil saja. Sekalian merasakan hasil jalan yang dibangun Pak Jokowi. Katanya hanya 5 jam ke Semarang," kata Turino Junaidi.
Tapi begitu berangkat pagi hari, ia sudah membuat list tempat makan yng harus dikunjungi. Mulai dari Tengkleng di Solo, Garang Asem di Boyolali, Sate Kempleng di Ungaran, dan kepala ikan manyung di Semarang. "Sambil wisata kuliner," tambahnya.
Sasaran pertama tengkleng kambing. Di Solo. Kebetulan sampai kota kelahiran Presiden Jokowi ini pas jelang makan siang. Sebut saja makan siang lebih awal. Toh ketika berangkat pagi tidak sarapan.
Karena lewat jalan tol, pilihannya mencari warung tengkleng enak yang tak jauh dari pintu tol. Ketemulah Warung Tengkleng Bu Jito Dlidir. Tak begitu jauh dari Gerbang Tol Ngemplak Solo.
Saya sebetulnya ingin mengajak rombongan ini ke Tengkleng Mbak Diah di daerah Solo Baru. Inilah tengkleng yang menjadi langganan keluarga Presiden Soeharto. Presiden RI yang pernah berkuasa 32 tahun.
Menjelang masuk Solo diputuskanlah ke warung tengkleng yang dekat pintu tol. Pilihannya ya ke Warung Bu Jito Dlidir. Lantas apa bedanya tengkleng Bu Jito dan Mbak Diah.
1. Tengkleng Kuah Gurih dan Manis
Tengkleng Bu Jito menyediakan dua rasa. Rasa gurih dan manis. "Tengkleng yang original itu yang gurih. Bukan yang manis," kata Mbak Endang, anak Bu Jito yang menunggui warungnya.
Tengkleng gurihnya tak jauh berbeda dengan tengkleng Mbak Diah. Hanya saja, kuah Bu Jito lebih keruh. Sedangkan mbak Diah lebih bening. Warnanya juga berbeda. Tengkleng Bu Jito lebih putih, sedangkan kuah tengkleng Mbak Diah lebih kekuning-kuningan.
Di Mbak Diah tidak menyediakan tengkleng kuah manis. Kalau ingin menikmati kuah manis bisa memesan tongseng. Di Bu Jito, ada menu tengkleng manis. Tapi sebetulnya lebih tepat disebut tengkleng dengan kuah tongseng.
2. Tengkleng Kepala atau Jerohan
Warung tengkleng Bu Jito hanya menyediakan tengkleng kepala kambing. "Sebetulnya kami dulu jagal kambing. Banyak yang tidak mau ambil kepalanya. Dari situlah kami lantas mendirikan warung tengkleng ini," tambah Endang.
Didirikan tahun 2003, warang tengkleng Bu Jito bisa disebut dengan spesialis tengkleng kepala kambing. Namun, ino bukan menu tunggal. Selain tengkleng, ia juga menyediakan tongseng, gule dan sate. Endang tak mau berterus terang berapa ekor kambing setiap hari dihabiskan untuk warungnya.
Sedangkan Tengkleng Mbak Diah tersedia tengkleng kepala dan jerohan. Tengkleng jerohannya yang lebih terkenal. Juga menjadi andalan tengklengnya. Gurihnya tengkleng jerohan lebih terasa dibanding kepala.
Mbak Diah lebih blak-blakan ketika ditanya berapa kambing setiap hari di sembelih untuk warungnya. Kepada ngopibareng.id ia pernah menyebut puluhan. "Tadi pagi adan pesenan 20 ekor," tuturnya.
3. Empuk Satenya, Renyah Bumbunya
Makan tengkleng tanpa mengunyah sate seperti makan mendoan tanpa sambal. Tapi sate seperti apa yang membuat tambah sedap tengkleng? Sate di Tengkleng Mbak Diah lebih empuk ketimbang sate Bu Jito.
Keduanya sama-sama menyediakan sate daging dan hati kambing. Keduanya dengan bumbu sambal kecap dan lalapan irisan kobis dan tomat. Bedanya, irisan daging Bu Jito lebih besar dibanding sate kambing Mvak Diah.
4. Luas Warungnya, Longgar Parkirnya
Tengkleng Mbak Diah menyediakan tempat parkir yang cukup luas. Karena itu, banyak pelanggan bermobil berdatangan. Tidak hanya rombongan keluarga, tapi juga mobil-mobil wisata. Sedangkan tempat parkir Bu Jito Dlidir terbatas.
Ruangan tempat makan juga jauh lebih luas di tengkleng Mbak Diah. Di tempat Bu Jito hanya berisi beberapa meja. Sehingga, beberapa rombongan saja langsung penuh. Terkadang, ruangan yang luas lebih memberi suasana makan yang lebih lengang.
Meski antara Tengkleng Bu Jito Dlidir dan Mbak Diah di Solo punya kelebihan dan kekurangan masing-masing, namun keduanya patut dicoba jika sedang di kota ini. Di Solo tanpa makan tengkleng ibarat makan salat tanpa salam.
Advertisement