4 Mitos Tentang Donor Kornea, Ini Fakta yang Harus Diketahui
Dalam sosialisasi dilakukan Cornea Donation Center RS Mata Undaan (CDC RSMU) pada masyarakat, kerap menemukan beberapa mitos yang terkadang mempegaruhi masyarakat.
Fitria Oktafiani, tim penyuluhan CDC RSMU mengungkapkan hal itu, dalam Podcast Beri Tanda RSMU yang disiarkan melalui Live Instagram, Sabtu, 26 Juni 2021.
Fitria pun mengungkapkan mitos-mitos tersebut dan faktanya yang harus diketahui masyarakat. Adapun mitos tersebut adalah:
1. Apakah benar proses donor kornea hanya bisa dilakukan saat Calon Donor (Caldon) meninggal dunia.
Fitria mengatakan, faktanya pengambilan donor kornea memang akan dilakukan ketika Caldon yang sudah mendaftar meninggal dunia.
"Nantinya ahli waris yang akan menghubungi kami, apabila Caldon meninggal dunia. Disinilah peran penting ahli waris," ungkap Fitria.
Kornea Mata Lapisan Bening Tipis
2. Apakah yang didonorkan keseluruhan bola mata. Faktanya, ujar Fitria, yang didonorkan hanya kornea mata. Kornea sendiri merupakan lapisan bening tipis.
"Hanya bagian tipis itu saja yang diambil. Bentukny mirip kontak lensa, sangat tipis, bening dan transparan," terangnya.
3. Mata minus, plus atau kelainan refraksi lainnya tak bisa jadi Caldon. Faktanya, ungkap Fitria, orang yang berkacamata atau memiliki kelainan refraksi masih bisa mendonorkan kornea matanya.
"Pasti masih ada bagian korneanya yang bermanfaat. Selam tidak memiliki penyakit infeksi menular masih bisa jadi caldon," imbuhnya.
4. Proses pengambilan kornea mata akan menganggu proses pemakaman caldon. Dalam hal ini Fitria menegaskan, proses pengambilan kornea pada hanya akan memakan waktu 15 menit.
"Hal ini tidak benar atau bisa dikatakan mitos, karena mengambil kornea prosesnya hanya 15 menit," tandasnya.
Dengan mengetahui fakta-fakta diatas, Fitria berharap lebih banyak orang lagi yang memiliki kepedulian terhadap sesama, terutama yang membutuhkan donor kornea dan mau menjadi Caldon.