4 Mitos Gerhana Bulan di Dunia
Gerhana Bulan akan menghiasi langit pada Senin, 16 Mei 2022. Ternyata ada banyak mitos terkait fenomena gerhana bulan.
Gerhana Bulan terjadi ketika Matahari, Bumi, dan Bulan berbaris sempurna. Ketika beranjak ke bagian terluar bayangan Bumi, Bulan menjadi benar-benar bermandikan bagian paling gelap dari bayangan itu. Namun hasilnya bukan gelap gulita, melainkan Bulan diselimuti cahaya jingga hingga merah darah.
Berikut adalah beberapa mitos yang dipercaya tentang Gerhana Bulan:
Melolong di Bulan
Mitos dari suku Inca adalah cerita tentang seekor jaguar yang menyerang dan memakan bulan. Serangan kucing besar itu menjelaskan warna merah darah yang sering terjadi pada Bulan saat gerhana Bulan total. Suku Inca takut setelah menyerang Bulan, jaguar akan menabrak Bumi untuk memakan manusia. Untuk mencegahnya, mereka akan mengibaskan tombak ke Bulan dan membuat banyak suara, termasuk memukuli anjing agar melolong dan menggonggong.
Raja pengganti
Orang Mesopotamia kuno melihat gerhana Bulan sebagai serangan di Bulan oleh tujuh iblis. Budaya tradisional menghubungkan apa yang terjadi di langit dengan keadaan di Bumi. Karena raja mewakili tanah dalam budaya Mesopotamia, orang-orang memandang gerhana Bulan sebagai serangan terhadap raja mereka. Jadi untuk mengantisipasi gerhana, mereka akan memasang raja pengganti.
Menyembuhkan Bulan
Bagi suku LuiseƱo di California selatan, gerhana menandakan bahwa Bulan sedang sakit. Merupakan tugas anggota suku untuk bernyanyi atau berdoa agar sehat kembali.
Matahari dan Bulan Bertengkar
Tidak semua budaya memandang gerhana sebagai hal yang buruk. Menurut orang Batammaliba di Togo dan Benin Afrika Selatan, Matahari dan Bulan bertempur saat gerhana, dan orang-orang mendorong mereka untuk berhenti.
Advertisement