4 Kontroversi Livi Zheng Tembus Hollywood
Livi Zheng merupakan sutradara asal Indonesia yang karyanya disebut-sebut telah menembus Hollywood. 'Embel-embel' Hollywood usai merantau di Los Angeles, Amerika Serikat, kerap dipamerkan wanita bernama asli Livia Notohardjo ini.
Namun anehnya, Livi Zheng tidak begitu dikenal oleh pecinta film Tanah Air. Bahkan karya terbarunya yakni "Bali: Beats of Paradise" yang tayang sejak 22 Agustus lalu, tak terdengar gaungnya.
Nama Livi Zheng maupun film "Bali: Beats of Paradise" baru-baru ini mendadak ramai diperbincangkan di media sosial. Netizen membahas kontroversi pernyataannya yang mengaku kerap lolos seleksi ajang penghargaan film tertinggi dunia yakni Oscar.
Nama Livi Zheng masuk trending topic Twitter, usai netizen ramai membahas kehadiran Livi di acara "Q&A" Metro TV dengan tema Belaga "Hollywood".
Dalam kesempatan tersebut, Livi Zheng dihadapkan pada sineas-sineas kondang Tanah Air. Di antaranya sutradara Joko Anwar, Andibachtiar Yusuf, Adrian Jonathan Pasaribu, Nadine Alexandra Dewi Ames, John de Rantau, dan Maman Suherman.
Salah satu yang menjadi fokus bahasan, adalah kontroversi mengenai klaim nominasi Oscar. Apa saja pertanyaan yang dilayangkan untuk Livi Zheng? Berikut rangkuman "Q&A - Belaga "Hollywood".
1. Masuk Seleksi Best Pictures?
Livi Zheng membanggakan dua filmnya yakni "Bali: Beats of Paradise" dan "Brush with Danger" masuk seleksi Oscar. Ia bahkan menunjukkan bukti yang dicetaknya dari web resmi ajang penghargaan tersebut.
Namun, Joko Anwar menyatakan bahwa film-film Livi Zheng hanya memenuhi persyaratan administrasi.
"Saya enggak pernah denger namanya film tembus masuk seleksi Oscar. Yang ada adalah in contention artinya illegible, artinya berhak untuk diikutsertakan atau ikut serta untuk Oscar. Illegible artinya memenuhi syarat-syarat administrasi. Artinya bukan syarat-syarat kualitas," ungkap sutradara film Gundala ini.
Dalam kesempatan ini, John De Rantau membandingkan dengan pengalamannya di film Denias, Senandung di Atas Awan yang diikutsertakan dalam seleksi Oscar untuk kategori Film Berbahasa Asing Terbaik pada 2008. Kala itu, film ini melewati proses seleksi yang panjang.
"Apakah Livi juga mengalami hal yang seperti itu, sehingga sudah Anda mengikutkan, Anda masuk di kategori apa? Karena enggak gampang masuk ke Oscar," tutur John De Rantau.
Livi Zheng kemudian menjawab bahwa filmnya mendapat undangan ke Oscar untuk kategori Best Pictures.
"Film saya masuk kategori Best Pictures, kategori paling bergengsi di Oscar. Waktu itu film Brush With Danger diundang. Makanya, buat saya, dari ribuan film, film saya diundang untuk masuk bersama 300-an film lainnya merupakan suatu kebanggaan buat saya," ujar Livi Zheng.
2. Undangan Oscar?
Joko Anwar kemudian mempertanyakan soal undangan yang diterima Livi Zheng untuk mengikuti Oscar. Pasalnya, sepengetahuan sutradara Pengabdi Setan ini, seleksi tersebut dimulai dari pendaftaran.
"Livi selalu bilang 'Saya diundang, film saya diundang untuk mengikuti Oscar'. Kan sebenarnya mendaftar," tutur Joko Anwar.
Meski disudutkan oleh Joko Anwar, Livi Zheng bersikeras menjelaskan bahwa film Brush With Danger mendapatkan undangan langsung oleh Oscar.
"Film Brush With Danger enggak mendaftar. Jadi, langsung kita diundang. Tiba-tiba, kita juga enggak nyangka. Kita diundang, kita dapet email. Script saya juga diminta oleh perpustakaan Oscar," tutur Livi Zheng.
3. Film berkualitas
Joko Anwar mengatakan bahwa film yang memenuhi persyaratan untuk diikutsertakan ke ajang Oscar pun belum tentu memiliki kualitas yang baik. Ia mencontohkan film bertajuk Vampire Academy yang merupakan film kelas B.
"Film kalau misalnya in contention for Oscar, artinya eligible untuk Oscar memang script dan filmnya diminta. Bukan berarti filmnya secara kualitas up to Oscar standard and quality," ucap Joko Anwar.
Livi Zheng menegaskan bahwa filmnya yang berhasil masuk seleksi nominasi Oscar memang memiliki kualitas yang memenuhi standar Oscar.
"Oscar is the world standard. Tell me, berapa film dari Asia Tenggara yang bisa masuk seleksi nominasi Oscar dalam kategori Best Pictures?" timpal Livi Zheng.
4. Bersaing dengan Avengers: Infinity War
Joko Anwar kemudian juga mempertanyakan kredibilitas dari pernyataan press release Livi Zheng bahwa filmnya berjudul Bali: Beats of Paradise mampu bersaing dengan film Avengers: Infinity War.
"Banyak sekali pemberitaan tentang film Livi masuk seleksi Oscar. Ada press release yang datang dari pihak Livi itu disebarkan ke semua grup WhatsApp bahwa film Bali: Beats of Paradise masuk Oscar bersama film Avengers," kata Joko Anwar.
Livi Zheng lantas membela diri, dan menyatakan Bali: Beats of Paradise memiliki kualitas yang dapat bersaing dengan film superhero Marvel tersebut
"Betul, itu memang betul. Filmku memang bersaing dengan film Avengers, karena filmku masuk seleksi nominasi Best Pictures di Oscar," tegas Livi Zheng.
Sebelumnya, Livi Zheng pernah menyebut film The Legend of The East, yang diproduserinya menyabet penghargaan Madrid International Film Festival untuk kategori film berbahasa asing pada 2014. Rupanya, festival itu merupakan pseudo-festival atau festival bodong.