4 Kecanggihan KRI Soeharso yang akan Digunakan untuk Jemput WNI
Pemerintah menyiapkan dua opsi untuk menjemput 74 warga negara Indonesia (WNI) yang menjadi kru kapal pesiar Diamond Princess. Kapal pesiar itu, saat ini berada di wilayah Yokohama, Jepang.
Penjemputan ini bertujuan agar para WNi ini terhindar terhindar dari COVID-19, penyakit akibat infeksi virus corona baru yang telah menyerang 621 penumpang dan awak kapal tersebut.
Satuan Tugas Evakuasi WNI di Kapal Diamond Princess pun sudah dibentuk. Skenario penjemputan juga telah disiapkan.
Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Muhadjir Effendy pada Kamis 20 Februari lalu menyampaikan bahwa penjemputan mereka bisa dilakukan menggunakan KRI dr Soeharso 990. Pilihan kedua bisa menggunakan pesawat udara seperti saat menjemput WNI dari daerah wabah COVID-19 di Wuhan, China.
Untuk keperluan itu, Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto bersama dengan Panglima TNI Marsekal TNI Hadi Tjahjanto pada Kamis 20 Februri kemarin meninjau KRI dr Soeharso yang sedang sandar di Dermaga Komando Armada Barat II Surabaya.
Perwira Staf Operasi Satuan Tugas Evakuasi Kolonel Laut (P) Tony Herdianto kepada Menteri Kesehatan dan Panglima TNI menyampaikan bahwa KRI Soeharso 990 siap menjalankan tugas menjemput WNI dari Yokohama Jepang. Tony menyebut ada beberapa kelebihan yang dimiliki KRI Soeharso yang diklaim fasilitasnya mirip dengan rumah sakit ini.
1. Miliki dek khusus
WNI yang dijemput dari Kapal Diamond Princess di Jepang nantinya akan ditempatkan di dua dek khusus pada kapal yang sebelumnya bernama KRI Tanjung Dalpele 972 tersebut, yakni dek Bravo dan dek Charlie.
2. Punya sirkulasi udara tekanan negatif
Sistem sirkulasi udara pada dua dek tersebut telah diubah menjadi sirkulasi udara tekanan negatif, yaitu sistem sirkulasi udara satu arah yang tidak memungkinkan pergerakan udara ke bagian lain di dalam kapal.
Dek Charlie merupakan geladak heli yang dimodifikasi dengan memasang 10 perangkat pendingin udara dan sistem sirkulasi udara yang terpisah dengan ruangan lainnya.
3. Ada pemisahan jalur
Di dalam KRI dr Soeharso juga sudah disiapkan jalur khusus bagi WNI yang dievakuasi untuk melakukan kegiatan sehari-hari dan menjalani pemeriksaan rutin.
4. Ada laboratorium
KRI dr Soeharso juga dilengkai dengan ruang isolasi, laboratorium, lima ruang tindakan, dua ruang perawatan dengan kapasitas masing-masing 20 tempat tidur, dan dua ruang farmasi.
Ruangan isolasi di KRI dr Soeharso juga bisa digunakan untuk kegiatan perawatan intensif. Kalau selama perjalanan evakuasi ada WNI yang sakit dan menunjukkan gejala mirip dengan COVID-19, petugas kesehatan akan langsung menempatkannya di ruangan isolasi.
Khusus untuk mendukung misi evakuasi WNI, KRI dr Soeharso mendapatkan tambahan alat pemindah pasien yang disebut Isolated Capsul Transporter dari Kementerian Kesehatan.
"Alat untuk memindahkan personel yang diduga benar-benar terinfeksi ke ruang isolasi," kata Tony.