Ribuan Ikan Mati di Kali Surabaya, Kecerobohan Berulang
Ribuan ikan ditemukan mati di aliran sungai Kali Surabaya di Legundi sampai Driyorejo Gresik. Dugaan sementara, ikan mati karena limbah industri yang dibuang langsung ke sungai tanpa pengolahan terlebih dulu. Hal ini tentunya menimbulkan beban pada sungai. Konsentrasi oksigen dalam air jadi turun.
Dugaan ikan mati akibat limbah semakin kuat setelah ada pengakuan warga yang mencium bau menyengat sekitar pukul 06.30-07.00 pagi. Seiring dengan timbulnya bau itu, nampak sejumlah ikan mati di bawah perusahaan yang berada di Wringin Anom.
“Berdasarkan pengakuan warga yang katanya mencium bau menyengat dan ditemukan ikan-ikan mati di jam yang sama. Kami menduga kuat, matinya ikan-ikan ini karena adanya aktivitas pembuangan limbah ke sungai, yang tidak diolah terlebih dulu,” jelas Amir Udin, investigator dari Ecological Observation and Wetlands Conservation (Ecoton),--sebuah lembaga nirlaba yang menaruh perhatian kepada lingkungan sungai.
Selain itu, kata Amir suhu udara yang panas, ditambah turunnya debit air kali Surabaya, turut memperparah dampak dari limbah industri tadi. Suhu udara Surabaya, beberapa waktu terakhir memang tinggi.
Namun di lain sisi, debit air menurun. Kalau biasanya berada di 23 m2/detik, hari ini angkanya menunjukkan 20m2/detik. Kondisi ini tentu tidak kondusif untuk ikan.
“Kami sangat prihatin, sebelumnya kami sudah melakukan sensus dan mendapati fakta bahwa hasil tangkapan ikan menurun sebanyak 90%. Nah ini sekarang ditambah dengan adanya ribuan ikan mati karena tercemar limbah," ujar Amir.
Kata Amir, Ecoton sebenarnya wanti-wanti ke pemerintah, kalau suhu udara naik, debit air turun. Kalau ditambah dengan beban pencemaran yang tinggi, jelaslah ikannya ngedrop.
Atas pencemaran ini, Prigi Arisandi, Direktur Ecoton mengatakan, “Bahasa kami, ini adalah kecerobohan yang ditolerir. Kalau pemerintah tegas menindak pabrik atau perusahaan yang membuang limbah ke sungai tanpa diolah, kejadian seperti ini tidak akan terjadi berulang kali," ujar Prigi.
Menurut Prigi, selama ini pengawasan terhadap pembuangan limbah cair masih tergolong lemah. Perusahaan atau pabrik yang membuang limbah cair ke sungai tanpa diolah terlebih dulu, biasanya dilakukan malam hari.
Inilah yang kerap lolos pengawasan. Biasanya, kasusnya baru akan ketahuan apabila sudah menimbulkan dampak adanya pencemaran lingkungan. Matinya ikan dalam jumlah besar, seperti yang tadi pagi terjadi. (tts)