4 Humor: Pejabat Korup Bertobat, Pengacara Mahal Pintu Belakang
Memamerkan gaya hidup mewah menjadi fenomena sosial akhir-akhir ini. Bisa dipastikan, mereka yang bergaya demikian, khususnya para emak itu, terkait dengan para suaminya yang pejabat di pemerintahan atau elite di suatu masyarakat.
Ternyata, tiba-tiba mereka yang bergaya mewah, yang ditunjukkan melalui kehidupan keluarga, istri atau anaknya, ditetapkan sebagai tersangka oleh KPK.
Ohoi...! Daripada menyaksikan wujud nyata faktual, ada juga lelucon tentan kasus-kasus korupsi. Berikut empat humor terkait praktik rasuah itu.
1. Dilarang Keras Jalan Lewat Pintu Belakang
Musim dingin, angin dingin bertiup kencang menderu-deru, para siswa wara wiri keluar masuk dari pintu gerbang depan, sebagian siswa yang sedang duduk di pinggir pintu depan karena diterpa angin dingin, lendir dengan tak disengaja berlelehan dari hidungnya.
Apa boleh buat, ada yang mengambil inisiatif menempel selembar plakat di atas pintu dengan tulisan: "Cuaca sangat dingin, angin juga bertiup sangat kencang, harap jalan melalui pintu belakang. Terima kasih atas kerja sama yang Anda tunjukkan."
Salah seorang siswa yang duduk di pintu belakang segera menyambut seruhan itu dengan tulisan: "Tegakkan manajemen yang bersih, patahkan segala bentuk korupsi! Dilarang keras jalan melalui pintu belakang!"
2. Kisah Pengadilan Tindak Pidana Korupsi
Pada puncak pengadilan korupsi politik, Jaksa penuntut umum menyerang saksi.
"Apakah benar," teriak dia, "bahwa Anda menerima lima ribu dolar untuk berkompromi dalam kasus ini?"
Saksi menatap keluar jendela seolah-olah dia tidak mendengar pertanyaan.
"Bukankah benar bahwa Anda menerima lima ribu dolar untuk berkompromi dalam kasus ini?" ulang pengacara.
Saksi masih tidak menanggapi. Akhirnya, hakim berkata, "Pak, tolong jawab pertanyaan Jaksa."
"Oh, maaf," saksi terkejut sambil berkata kepada hakim, "Saya pikir dia tadi berbicara dengan Anda."
3. Tarif Pengacara Kasus Korupsi yang Mahal
Setelah ditangkap karena korupsi, seorang pejabat menyewa pengacara terbaik.
"Dengar," pejabat itu berkata, "Aku punya hampir 100 milyar rupiah tunai dalam brankas bank saya. Anda bisa membebaskan saya?"
Pengacara mengatakan, "Percayalah, sobat, Anda tidak akan pernah masuk penjara dengan uang sebanyak itu."
Dan benar saja, dia tidak masuk penjara dengan uang sebanyak itu. Ia masuk ke penjara dalam keadaan bangkrut.
4. Pejabat Korup Bertobat
Seorang pejabat korup datang ke hadapan pendeta, dan bertobat:
"Aku seumur hidup ini mata duitan bukan main, dari lubuk hati yang sedalam-dalamnya aku merasa sangat menyesal. Bapak Pendeta, coba tunjukkan suatu jalan, aku harus bagaimana baru bisa meringankan dosaku ini?"
"Sangat sederhana, asal kamu bersedia menyumbangkan semua uang hasil korupsimu itu kepada sebuah yayasan kesejahteraan sosial, maka Tuhan tentu bisa mengampuni dirimu."
Beberapa hari kemudian, pejabat korup itu datang lagi ke hadapan sang pendeta.
"Aku sudah menyumbangkan semua uangku menurut apa yang Bapak katakan hari itu."
"Sekarang, hatimu tentu telah merasa lega dan baikan, betul nggak?" tanya sang pendeta.
"Tetapi uang itu barulah kusumbangkan dalam keadaan ketika pihak lawan telah menyanggupi akan memberiku komisi sebanyak 90%."