4 Hal Penting yang Harus Dilakukan Saat Isolasi Mandiri
Meningkatnya jumlah pasien positif Covid-19 membuat ruang isolasi di banyak rumah sakit penuh. Alhasil tak sedikit pasien yang melakukan isolasi mandiri di tempat tinggal mereka.
Isolasi mandiri dijalankan dengan catatan mengalami kondisi gejala ringan atau tanpa gejala. Dosen Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Airlangga (Unair) dokter Arief Bakhtiar, mengatakan, saat menjalani isolasi mandiri ada empat hal yang semestinya dipenuhi.
Empat Hal Penting Saat Isoman
Rutin Lakukan Evaluasi
Arief menjelaskan, evaluasi sangat penting dilakukan selama menjalani isoman. Evaluasi dapat dilakukan dengan memantau suhu badan. Serta rutin mengukur saturasi oksigen pada pasien.
“Jika dalam 2 sampai 3 hari kedepan gejalanya semakin memburuk, ya isolasi mandirinya jangan dilanjutkan, segera ke rumah sakit,” tandas Arief.
Sediakan Fasilitas Mumpuni
Saat menjalani isolasi mandiri, Arief mengungkapkan, tempat tinggal atau rumah harus dalam kondisi mumpuni. Setidaknya ada kamar tersendiri bagi pasien isoman.
“Lebih baik lagi jika ada dua kamar mandi, sehingga salah satunya dapat digunakan khusus untuk pasien yang sakit,” tuturnya.
Selain itu, kata Arief, idealnya ruang isoman memiliki ventilasi yang baik seperti jendela. Sedangkan ruangan tertutup ber-AC akan semakin menambah konsentrasi virus di udara.
Selalu Terapkan Protokol Kesehatan
Dokter Spesialis Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi (Paru) itu menuturkan, selama masa isoman semua anggota rumah wajib menjalankan prokes dengan ketat. Termasuk selalu memakai masker.
Selain masker, disinfeksi juga perlu dilakukan pada tempat-tempat yang sering disentuh, seperti pintu; pagar; dan meja. Untuk makan, sambungnya, lebih baik diantar. Ia juga menyarankan untuk menggunakan alat makan sekali pakai.
Jika pasien isoman adalah orang tua, tutur Arief, maka kemungkinan perlu perawatan dari orang lain. Ia menyarankan agar yang merawat adalah orang yang betul-betul sehat. "Karena si perawat ini sudah termasuk dalam orang-orang yang kontak berat, maka harus menjalani proses isolasi juga," tekannya.
Kontak Fasilitas Medis
Terakhir, sebelum isoman, pastikan pasien atau keluarga memiliki kontak dengan tenaga medis atau fasilitas kesehatan. Tujuannya, jika sewaktu-waktu keadaan pasien memburuk, dapat melakukan konsultasi dengan pihak medis.
“Penting untuk disadari bahwa jangan memaksakan isoman. Jika ada perburukan, ya sudah, harus ke rumah sakit atau usahakan ada pertolongan dari pihak medis," tandasnya.