4 Fakta Sujud Syukur Demokrat Surabaya Setelah Moeldoko Ditolak
Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (Kemenkumham) menolak permohonan pengesahan kepengurusan Partai Demokrat dengan Ketua Umum Moeldoko. Pengurus Partai Demokrat Surabaya pun menunjukkan rasa syukurnya. Berikut sejumlah faktanya.
Kepengurusan Moeldoko Ditolak
Kemenkumham menyatakan menolak pengajuan pengesahan kepengurusan Partai Demokrat, versi Kongres Luar Biasa (KLB) yang menempatkan Moeldoko sebagai ketua umumnya. Menkumham Yasonna Laoly menyebutkan sejumlah alasan penolakannya, pada Rabu 31 Maret 2021. Antara lain lantaran terdapat beberapa dokumen yang tidak diserahkan, seperti perwakilan DPD, DPC, serta tak adanya mandat dari ketua DPD dan DPC.
Yasonna juga mempersilakan kubu Partai Demokrat versi Moeldoko, untuk mengajukan gugatan ke pengadilan jika merasa AD/ART Partai Demokrat tahun 2020 tidak sesuai dengan Undang-Undang Partai Politik, dikutip dari kompas.com.
Pengurus Demokrat Surabaya Lega
Kabar tentang ditolaknya pengajuan pengesahan kepengurusan Partai Demokrta versi Moeldoko itu membuat pengurus Partai Demokrat Surabaya lega. Ketua DPC Partai Demokrat Surabaya, Ning Lucy Kurniasari mengaku bersyukur atas keputusan tersebut.
Meski ia yakin jika kubu Moeldoko akan kalah, keputusan resmi dari Kemenkumham membuatnya lega. "Kami semua bersyukur, akhirnya kebenaran itu hadir juga," katanya dilansir dari kempalan.com, Rabu 31 Maret 2021.
Sujud Syukur Bersama
Sejumlah pengurus Partai Demokrat Surabaya pun terlihat melakukan sujud syukur di tanah lapang untuk menunjukkan kegembiraan mereka, pada Rabu 31 Maret 2021. Menurut Mochammad Machmud, Wakil Ketua 1 DPC Partai Demokrat Surabaya, semua pengurus sempat deg-degan menanti keputusan Kemenkumham terkait pengesahan kepengurusan Partai Demokrat kubu Moeldoko.
Sejumlah pengurus yang ikut menanti pengumuman antara lain Siswa (Wakil Ketua IV), Indra Wahyudi (Kepala Bakomstra), Hasan (anggota Bakomstra), dan Setyo Purnomo (Sekretaris Bakomstra). "Hampir dua bulan ini pikiran, tenaga dan lainnya terkuras oleh ulah Moeldoko dan kawan kawannya,” katanya.
Pelajaran Bagi Demokrat
Kisruh di Partai Demokrat dan lahirnya kubu Moeldoko menurut Machmud menjadi pengalaman yang akan menempa Partai Demokrat untuk menjadi lebih kuat dan besar.
Kudeta dari kubu Moeldoko dianggap sebagai cobaan berat, yang jika mampu diatasi dengan baik, akan membuat Partai Demokrat lebih kuat. "Cobaan kudeta ini ibarat gelombang tsunami yang luar biasa, dan kita berhasil lolos. Selanjutnya kita yakin akan bisa mengatasi masalah lainnya,” tandasnya. (Kem/Kmp)