4 Fakta Soal Mahasiswa UHO yang Tertembak
Dua mahasiwa di Kendari tewas saat terjadi bentrokan massa di depan Gedung DPRD Sulawesi Tenggara pada hari Kamis 26 September 2019. Kedua mahasiswa yang tewas tersebut adalah Randi (21), mahasiswa Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (FPIK) dan Yusuf Kardawi dari Fakultas Teknik Sipil.
Keduanya merupakan mahasiswa dari Universitas Halu Oleo (UHO), Sultra. Randi meninggal setelah tertembak peluru tajam di bagian dada sebelah kanan, sedangkan Yusuf meninggal setelah diduga mengalami benturan di kepala dan terdapat sekitar lima luka dengan panjang sekitar empat sampai lima sentimeter. Sementara itu, pihak kepolisian mengaku butuh waktu untuk mengungkap pelaku penembakan tersebut.
Baca fakta lengkapnya seperti dikutip dari Kompas.com:
1. Kapolda Sultra akui Randi tewas tertembak peluru tajam
Kepala Kepolisian Daerah (Polda) Sulawesi Tenggara (Sultra) Brigjen Pol Iriyanto mengatakan, Randi tewas akibat tertembak peluru tajam pada demonstrasi ribuan mahasiswa di Kendari pada Kamis 26 september.
"Hasil otopsi luka tembak dari peluru tajam,” katanya, saat konferensi pers di Aula Dhachara Mapolda Sultra, Jumat 27 September 219.
Sementara itu, Iriyanto mengaku telah membentuk tim investigasi khusus untuk menyelidi kasus tersebut.
"Kami sudah bentuk tim gabungan dari Mabes Polri, Puslabor, Irwas, dan Propam. Semoga tim ini bisa mengungkap penyebab kematian korban," terangnya.
2. Tak ditemukan proyektil di tubuh korban
Polisi tidak menemukan proyektil yang menembus dada Randi. Hal ini diungkapkan oleh salah satu tim dokter forensik RSUD Kendari, dr Raja Al Fatih Widya Iswara.
"Tidak kami temukan selongsong peluru, tapi ditembak dengan senjata api. Terkena pembungkus jantung dan paru-paru sebelah kanan dan sebelah kiri, hingga mengalami pendarahan," kata Raja di RS Bahteramas, Jumat 27 september 2019.
Fakta tersebut membuat Iriyanto akan melakukan uji scientific untuk mengetahui jenis peluru yang menembus dada Randi.
3. Presiden Jokowi tunggu polisi ungkap pelaku penembakan
Terkait kasus penembakan yang menewaskan Randi, Presiden Joko Widodo mengatakan, polisi masih belum mengetahui pelaku. Oleh karena itu, Jokowi meminta masyarakat tidak berspekulasi lebih jauh.
"Yang menembak itu juga belum (diketahui), jadi jangan ditebak-tebak lebih dulu sebelum investigasi selesai," kata Jokowi di Istana Kepresidenan, Jakarta, Jumat 27 septmber 2019.
Sementara itu, Jokowi mengaku sudah mendapat laporan dari Kapolri Jenderal Tito Karnavian atas peristiwa ini. Berdasarkan laporan itu, Randi dan seorang rekannya bernama Yusuf memang mengikuti aksi unjuk rasa di depan DPRD Sultra.
4. Polisi mengaku sudah lakukan sesuai SOP
Kapolda Sultra juga menegaskan, dalam pengamanan unjuk rasa tidak boleh menggunakan peluru karet, apalagi peluru tajam dan sudah ada Standar Operasional (SOP).
"Sebelum pengamanan dilakukan, kami menyampaikan SOP, kita cek, cek, cek. Jangan sampai pengamanan anggota ini tidak sesuai standar operasional prosedur (SOP),” tegasnya.
Seperti diketahui, aksi mahasiswa di depan gedung DPRD Sultra berujung rusuh. Dua mahasiswa tewas usai terlibat bentrok dengan aparat kepolisian.