4 Fakta Penembakan Rasis di New York
Seorang pria kulit putih berusia 18 tahun diduga melakukan serangan rasis di sebuah supermarket di Buffalo, New York, Amerika Serikat, pada Sabtu, 14 Mei 2022. Serangan itu menewaskan 10 orang dan melukai tiga lainnya.
Pelaku menyiarkan langsung penembakan massal tersebut melalui platform Twitch. Setelah dilakukan penyelidikan, hampir semua korban penembakan massal itu berkulit hitam. Tersangka diyakini sebagai penulis screed yang dipublikasi online.
Kontennya merinci ideologi supremasi kulit putihnya dan rencananya untuk menargetkan komunitas kulit hitam di New York. Badan Investigasi Federal Amerika atau FBI sedang menyelidiki penembakan itu sebagai kejahatan rasial dan ekstremisme kekerasan yang bermotivasi rasial. Para pejabat mendukung langkah ini.
Berikut ini info grafis empat fakta penembakan rasis di New York:
Berikut 4 Fakta Penembakan Rasis di New York
1. Ancaman Penjara Seumur Hidup
Setelah ditangkap dan ditetapkan sebagai tersangka, kini pelaku dituntut dengan pembunuhan tingkat pertama. dengan hukuman maksimal seumur hidup tanpa pembebasan bersyarat.
2. Sebanyak 11 Orang dari 13 Korban Berkulit Hitam
Dari 13 total tembakan, 11 korban berkulit hitam, dua orang berkulit putih. Empat korban di antaranya adalah karyawan toko.
3. Pelaku Menganut Ideologi Rasis
Tersangka pria bersenjata, Payton S. Gendron, diduga menerbitkan dokumen setebal 180 halaman ke papan pesan anonim 4chan sebelum melakukan serangan.
4. Kronologi Kejadian Berdasarkan Pihak Kepolisian
- Pelaku penembakan berkendara lebih dari 200 mil dari kota kelahirannya yang kecil di Conklin, New York. Ia tiba di Buffalo timur sehari sebelum serangan.
- Penembakan terjadi di tempat parkir Tops Friendly Markets dimulai pukul 14.30 waktu setempat. Lokasi itu terletak di lingkungan yang didominasi orang kulit hitam.
- Tersangka keluar dari mobilnya dengan mengenakan perlengkapan taktis, dan melepaskan tembakan kepada empat orang dengan senapan serbu, tiga di antaranya meninggal.
- Setelah pelaku masuk ke toko, penjaga keamanan Aaron Salter berusaha menghentikan penembak dengan menembakkan senjatanya, tetapi gagal dan tersangka menembak korban hingga tewas.
- Tersangka akhirnya dihadang polisi di depan toko. Dia secara singkat mengarahkan senapan ke lehernya sebelum polisi membujuknya untuk melepaskan senjatanya dan menyerah.
- Perusahaan mengatakan kepada NPR, pria bersenjata itu menyiarkan langsung serangan itu di platform Twitch.