4 Fakta Pencarian KRI Nanggala, Kapal Retak dan Harapan Oksigen
Pencarian kapal selam KRI Nanggala memasuki hari kelima, setelah dinyatakan hilang pada Rabu, 21 April 2021 lalu. TNI mengumumkan sejumlah temuan pada pencarian hari keempat, Sabtu 24 April 2021. Ada retakan juga ada harapan jika oksigen mampu bertahan hingga lima hari, jika prediksi blackout salah.
KRI Nanggala Tenggelam di Kedalaman 850 Meter
Panlima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto, dalam konferensi pers yang disiarkan di televisi, mengatakan jika KRI Nanggala-402 ditemukan di kedalaman 850 meter, di perairan utara Bali. TNI juga menyatakan KRI Nanggala kini masuk dalam status tenggelam.
"Saya sebagai Panglima TNI dan atas nama seluruh prajurit dan keluarga besar TNI, saya menyampaikan rasa prihatin yang mendalam," kata Marsekal Hadi, Sabtu 24 April 2021.
Kapal Mengalami Keretakan
Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Laksmana Yudo Margono mengumumkan sejumlah temuan yang berasal dari kapal selam berusia 44 tahun itu. Serpihan yang naik ke permukaan disebut muncul karena terjadi keretakan pada kapal.
"Diyakini bagian atau komponen yang melekat di dalam kapal selam dan ini tidak akan terangkat keluar kapal apabila tidak ada tekanan dari luar atau terjadi keretakan di peluncur torpedo," kata Yudo yang ikut mendampingi Panglima TNI.
Sejumlah serpihan yang ditemukan TNI antara lain, tumpahan solar, oli untuk pelumas teleskop, alat salat kru, juga serpihan pengganjal torpedo. Yudo mengatakan, pengganjal torpedo berada pada bagian yang cukup dalam di kapal selam, namun bisa turut terangkat keluar.
Namun Yudo menegaskan jika kapal selam KRI Nanggala mengalami keretakan, bukan ledakan. Sebab jika terjadi ledakan, maka akan terdeteksi oleh sonar kapal penjejak yang ada tak jauh dari lokasi menyelamnya KRI Nanggala.
Pasokan Oksigen bisa Mencapai lima Hari
Yudo melanjutkan, keretakan besar bisa jadi membuat air memenuhi kapal selam. Namun ia tak bisa memprediksi kondisi kru di dalam kapal selam yang memiliki banyak sekat dan ruang. "Kemungkinan air masuk ada, tapi kemungkinan juga ada bagian kabin-kabin yang tidak bisa masuk di situ," katanya.
Ia juga mengatakan jika pasokan oksigen di dalam kapal bisa mencapai lima hari jika kondisi kapal tidak mengalami blackout. "Tapi ketika kapal ini tidak blackout atau memiliki kelistrikan, ini bisa sampai lima hari," katanya.
Yudo melanjutkan, pihaknya tak bisa memastikan kondisi blackout atau tidak, namun berdasar informasi dari kapal penjejak Kopaska yang ada di jarak 50 meter ketika kapal menyelam, mereka masih mendengar suara mesin dan melihat lampu kapal menyala ketika KRI Nanggala menyelam.
Pencarian KRI Nanggala Hari Kelima
Hingga kini proses pencarian dari KRI Nanggala terus berlanjut. Tim pencari yang terdiri dari TNI, Polri, dan juga Basarnas, mendapat bantuan pesawat P-8 Poseidon milik Amerika Serikat, pesawat pelacak kemaritiman yang memiliki teknologi pendeteksi kebocoran minyak di lautan, dari pantauan udara. Poseidon diharapkan mampu mendeteksi lokasi tepat keberadaan KRI Nanggala.
Sedangkan kapal canggih pencari kapal laut milik Singapura, MV Swift juga dijadwalkan mulai melakukan pencarian, pada Minggu, 25 April 2021. Kapal ini mampu melakukan evakuasi terhadap kapal selam KRI Nanggala, juga penyelamatan jika ada kru yang masih selamat.
Kapal terbaik Indonesia, KRI Rigel juga diturunkan untuk mencari keberadaan kapal selam KRI Nanggala, selain sekitar 21 kapal lain yang sudah berada di perairan Bali.
Diketahui, kapal selam KRI Nanggala-402 hilang sejak Rabu, 21 April 2021 ketika melakukan persiapan menjelang latihan penembakan torpedo, pada Kamis 22 April 2021. KRI Nanggala membawa 53 kru yang sebagian besar anggota TNI AL, dan juga beberapa awak sipil.