4 Fakta Malam Lailatul Qadar dan Doa Yang Diajarkan Nabi
Berdasarkan Al Quran maupun Hadits Nabi Muhammad SAW disebutkan bahwa di dalam bulan Ramadhan akan terdapat satu malam yang sangat mulia dan diberinama Lailatul Qadar. Malam ini disebut lebih mulia dari seribu bulan.
Jika seorang muslim mengerjakan amalan di malam Lailatul Qadar, maka kebaikannya setara dengan berbuat kebaikan selama seribu bulan atau sekitar 83-84 tahun.
Lailatul bermakna malam hari. Sedangkan "Qadar atau Al-Qadar" menurut Syaikh Muhammad Abduh adalah "Takdir" karena di malam itu telah ditetapkan agama dan khittah untuk Nabi Muhammad SAW. Di malam itu, Al Quran diturunkan sebagai kitab suci terakhir. Surat Al-Qadar juga menjelaskan hal ini.
Kata Qadar juga bisa diartikan sebagai Al-Syarf atau mulia. Artinya di malam ini, Allah telah mengangkat kedudukan Nabi serta memuliakan risalah dan membangkitkan Nabi menjadi Rasul terakhir.
Dalam surat Al-Qadar dijelaskan:
اِنَّا اَنْزَلْنَهُ فِى لَيْلَةِ الْقَدْرِ. وَمَا اَدْرَاكَ مَا لَيْلَةُ الْقَدْرِ. لَيْلَةُ الْقَدْرِ خَيْرٌ مِنْ اَلْفِ شَهْرٍ. تَنَزَّلُ الْمَلَئِكَةُ وَالرُّوْحُ فِيْهَا بِاِذْنِ رَبِّهِمْ مِنْ كُلِّ اَمْرٍ. سَلَامٌ هِىَ حَتَّى مَطْلَعِ الْفَجْرِ
Sesungguhnya aku telah menurunkan al-qur'an pada malam lailatul qadar, tahukah kamu "apa itu lailatul qadar?", lailatul qadar adalah malam yang lebih baik dari seribu bulan, pada malam itu turun para malaikat dan ruh qudus (malaikat jibril) dengan idzin Tuhannya untuk mengatur segala urusan. Malam itu penuh kesejahteraan sampai terbit fajar'.
Lantas kapan Malam Lailatul Qodar akan Muncul? Berikut beberapa fakta dan amalan Lailatul Qadar:
1. Lailatul Qadar Muncul di Tanggal Ganjil 10 Hari Terakhir Ramadhan
Diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim, dari Abu Said Al-Khudry, dia berkata:
اعْتَكَفَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَشْرَ الأُوَلِ مِنْ رَمَضَانَ وَاعْتَكَفْنَا مَعَهُ ، فَأَتَاهُ جِبْرِيلُ ، فَقَالَ: ( إِنَّ الَّذِي تَطْلُبُ أَمَامَكَ )، فَاعْتَكَفَ العَشْرَ الأَوْسَطَ، فَاعْتَكَفْنَا مَعَهُ فَأَتَاهُ جِبْرِيلُ فَقَالَ: ( إِنَّ الَّذِي تَطْلُبُ أَمَامَكَ )، فَقَامَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ خَطِيبًا صَبِيحَةَ عِشْرِينَ مِنْ رَمَضَانَ فَقَالَ: (مَنْ كَانَ اعْتَكَفَ مَعَ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، فَلْيَرْجِعْ، فَإِنِّي أُرِيتُ لَيْلَةَ القَدْرِ، وَإِنِّي نُسِّيتُهَا، وَإِنَّهَا فِي العَشْرِ الأَوَاخِرِ، فِي وِتْرٍ، وَإِنِّي رَأَيْتُ كَأَنِّي أَسْجُدُ فِي طِينٍ وَمَاءٍ) وَكَانَ سَقْفُ المَسْجِدِ جَرِيدَ النَّخْلِ ، وَمَا نَرَى فِي السَّمَاءِ شَيْئًا، فَجَاءَتْ قَزَعَةٌ ، فَأُمْطِرْنَا، فَصَلَّى بِنَا النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ حَتَّى رَأَيْتُ أَثَرَ الطِّينِ وَالمَاءِ عَلَى جَبْهَةِ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَأَرْنَبَتِهِ تَصْدِيقَ رُؤْيَاهُ “
“Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam melakukan i’tikaf pada sepuluh hari pertama Ramadan, lalu kami i’tikaf bersamanya. Kemudian datanglah Jibril dan berkata, “Sesungguhnya yang engkau cari ada di depanmu.” Lalu beliau I’tikaf pada sepuluh hari pertengahan, maka kami I’tikaf bersamanya. Kemudian Jibril mendatanginya pada pagi hari tanggap duapuluh Ramadan, lalu berkata, “Sesungguhnya yang engkau cari ada di depanmu.” Maka pada pagi hari tanggal duapuluh Ramadan, Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam berdiri dan berkata, “Siapa yang i’tikaf bersama Nabi shallallahu alaihi wa sallam hendaknya dia kembali. Sungguh aku telah diperlihatkan lailatu qadar namun aku dilupakan, dia terdapat pada sepuluh hari terakhir di malam-malam ganjil, aku bermimpi seakan aku sujud pada tanah dan air.” Dahulu langit-langit masjid terbuat dari pelepah kurma, dan kami tidak melihat langit sedikitpun. Lalu datanglah mendung dan turunlah hujan, lalu Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam shalat menjadi imam bagi kami sehingga aku melihat bekas tanah dan air di kening dan hidungnya sebagai bukti atas mimpinya.”
2. Mulai Itikaf Saat Sore Hari
Dalam riwayatnya Imam Bukhari dan Muslim menyebutkan:
"Dahulu Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam i’tikaf pada sepuluh pertengahan Ramadan, jika tiba sore hari keduapuluh berlalu dan akan masuk malam ke duapuluh satu, beliau kembali ke tempat tinggalnya, dan orang-orang yang i’tikaf bersamanya pulang juga."
Jumhur Ulama atau sebagian besar ulama termasuk empat Imam Mazhab berpendapat bahwa I'tikaf 10 malam terakhir Ramadhan hendaknya dimulai dengan masuk masjid sebelum matahari terbenam.
3. Malam Ganjil 10 Hari Terakhir Ramadhan
Jumhur ulama yang berpatokan pada hadits nabi menyepakati bahwa malam ganjil Lailatul Qadar adalah malam ke duapuluh satu (21), duapuluh tiga (23), duapuluh lima (25), duapuluh tujuh (27) dan duapuluh sembilan (29).
Pada Ramadhan tahun 2020 ini, malam Lailatul Qadar akan jatuh mulai tanggal 14, 16, 18, 20 dan 22 Mei 2020.
4. Doa dan Amalan Yang Dianjurkan
Di malam Lailatul Qadar, umat islam dianjurkan mengerjakan banyak ibadah di antaranya:
-Salat Malam
-Mambaca Al Quran
-Iktikaf di Masjid
-Membaca doa: Allahumma innaka ‘afuwwun tuhibbul ‘afwa fa’fu ‘anni’ (Wahai Tuhan, Engkau Maha Pengampun, menyukai orang yang minta ampunan, ampunilah aku).
قال أصحابَنا رحمهم الله: يُستحبّ أن يُكثِر فيها من هذا الدعاء، ويُستحبّ قراءةُ القرآن وسائر الأذكار والدعوات المستحبة في المواطن الشريفة.....قال الشافعي رحمه الله: أستحبّ أن يكون اجتهادُه في يومها كاجتهاده في ليلتها، هذا نصّه، ويستحبّ أن يُكثرَ فيها من الدعوات بمهمات المسلمين، فهذا شعار الصالحين وعباد الله العارفين. Artinya,
"Kami riwayatkan dari sanad yang shahih dalam kitab al-Tirmidzi, An-Nasa’i, Ibnu Majah, dan lain-lain bahwa Aisyah pernah berkata, ‘Wahai Rasulullah, andaikan aku mengetahui lailatul qadar, apa yang bagus aku baca?’ Rasulullah menjawab, ‘Bacalah Allahumma innaka ‘afuwwun tuhibbul ‘afwa fa’fu ‘anni’ (Wahai Tuhan, Engkau Maha Pengampun, menyukai orang yang minta ampunan, ampunilah aku)."
Advertisement