4 Bulan Disemayamkan di RS Jeddah, Ini Kisah Pilu Sivayolanda
Ini kisah tentang pekerja migran di Arab Saudi. Sivayolanda Maman Rukma (SMR), berbulan-bulan harus tunduk pada penyakit komplikasi yang dideritanya. Keluarganya di Indonesia pun tak tahu akan nasibnya.Tad ada kabar. Bila pun kemudian diketahui, keluarganya tak mampu untuk menjemputnya. Ia hidup sebatang kara di negeri orang, hingga ujung hayatnya.
TKW asal Sumedang ini diketahui telah meninggal dunia, dan sempat disemayamkan selama hampir 4 bulan di kamar penyimpanan jenazah rumah sakit karena menunggu surat persetujuan dari ahli waris/keluarga.
Sebelum meninggal, SMR sempat menjalani rawat inap di RSU King Andulazis tersebut sejak 16 Mei 2018 karena penyakit komplikasi yang dideritanya.
Pekerja migran Indonesia yang berasal dari RT 02 RT 09 Dusun Cisempur, Desa Cisempur, Jatinangor, Sumedang, ini dinyatakan meninggal di rumah sakit 7 Agustus 2018.
KJRI semula mengalami kesulitan untuk melakukan pemakaman mendiang SMR yang memiliki nama asli Entin, Karena, pihak keluarga yang berhak memberikan persetujuan pemakaman tidak kunjung ditemukan.
Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) Jeddah, telah berkoordinasi dengan Direktorat Perlindungan WNI dan BHI dan Kantor Imigrasi Kelas I TPI Bandung serta Disnaker setempat untuk meneruskan berita duka cita tersebut kepada pihak keluarga.
"Konjen mengajak semua WNI agar menyadari pentingnya identitas diri yang sebenarnya. Pada masa amnesti yang diberikan Pemerintah Arab Saudi bagi warga asing ilegal, KJRI menemukan banyak kasus identitas WNI yang tidak sesuai dengan data diri yang tertera di paspor saat melakukan pendataan."
KJRI pun mengupayakan surat izin pemakaman jenazah SMR di Arab Saudi yang ditandatangani oleh ahli waris dan diketahui oleh lurah/kepala desa setempat.
Dimakamkan di Jeddah
Setelah mendapat persetujuan dari pihak keluarga, akhirnya KJRI Jeddah melakukan prosesi pemakaman terhadap mendiang Sivayolanda Maman Rukma (SMR) Minggu sore, 25 November 2018, usai disalatkan di masjid Falestin, Jeddah.
Tim Pelayanan dan Pelindungan (Yanlin) Warga KJRI menerima surat pernyataan persetujuan pemakaman dari keluarga SMR di tanah air, 24 November 2018.
"Oh ya terima kasih sama semuanya yang udah membantu menangani masalah ini. Mohon maaf telah merepotkan banyak pihak," tulis Aam komariah, saudara SMR, dalam pesan singkat kepada KJRI Jeddah.
"Tim KJRI segera menindaklanjuti perizinan pemakaman dari Kepolisian Al Janubiyyah, pengurusan administrasi untuk pengambilan jenazah di Rumah Sakit Umum (RSU) King Abdulaziz Jeddah, tempat jenazah disemayamkan," kata Safaat Ghofur, Pelaksana Fungsi Konsuler (PFK)-1 yang merangkap Koordinator Yanlin.
Tim kemudian melakukan koordinasi dengan roqm muwahhad (nomor sentral pelayanan) dan memohon pengiriman mobil ambulan untuk mengangkut jenazah menuju maghsalah al amwat al khairiyyah (pusat pemandian dan pengafanan jenazah). Jenazah kemudian dishalatkan bersama jamaah salat Asar.
Agar tak Terulang
Berkaca dari kasus kesulitan yang dialami KJRI Jeddah dalam mencari keluarga SMR alias Entin, Konsul Jenderal (Konjen) RI Jeddah, Mohamad Hery Saripudin, mengingatkan masyarakat, khususnya WNI yang bepergian ke luar negeri, agar menyampaikan nama dan alamat yang sebenarnya kepada instansi berwenang agar memudahkan perwakilan RI bila terjadi sesuatu yang tidak diinginkan atas dirinya.
"Di dokumen SPLP, nama mendiang SMR tertulis Sivayolanda Maman Rukma beralamat Desa Cisembur RW. 004, Kecamatan Jatinagor. Dari hasil klarifikasi petugas kami diperoleh, almarhumah memiliki nama asli Entin dengan alamat Desa Cisempur, RT 002, RW 009. Wajar kalau masyarakat sekitar kurang mengenali almarhumah," ujar Konjen Hery.
Oleh karena itu, Konjen mengajak semua WNI agar menyadari pentingnya identitas diri yang sebenarnya. Pada masa amnesti yang diberikan Pemerintah Arab Saudi bagi warga asing ilegal, KJRI menemukan banyak kasus identitas WNI yang tidak sesuai dengan data diri yang tertera di paspor saat melakukan pendataan. (adi)
Advertisement