39 Advokat Wafat, Peradi Surabaya: Risiko Kami Sebagai Advokat
DPC Peradi Surabaya merevisi data advokat di bawah naungan peradi, yang wafat di tengah pandemi Covid-19.
Sebelumnya, data yang diterima Ngopibareng.id berjumlah 25 orang. Namun Ketua DPC Peradi Surabaya, Hariyanto, meralat hal itu.
Menurut data yang diterima pada Kamis 19 Agustus 2021 malam, total sudah ada 39 orang yang wafat di tengah pandemi, sejak bulan Maret 2020. Paling banyak tercatat pada bulan Juli 2021 sejumlah 22 orang wafat.
Menurut Hariyanto, para advokat yang wafat itu tak semuanya disebabkan karena Covid-19. Namun ada juga beberapa penyakit lain yang didapat atau dijangkit. Meski begitu, Peradi Surabaya menganggap wafatnya para rekan sejawat itu adalah hal yang sangat memukul.
Bahkan beberapa di antara rekan yang wafat, masih melakukan kontak atau pertemuan beberapa jam atau hari sebelumnya.
"Kami sangat terpukul dan berduka atas kepergian teman-teman kami semua. Ini adalah risiko yang harus kami ambil sebagai advokat. Pelayan masyarakat," kata Hariyanto kepada Ngopibareng.id.
Risiko yang dimaksud Hariyanto adalah para advokat tetap harus berjuang dan 'berduel' demi para warga yang mencari keadilan. Kerja hingga larut malam, sidang hingga berjilid-jilid, demi mendapatkan keputusan hukum yang tepat dan terbaik sesuai undang-undang yang berlaku di tengah pandemi Covid-19.
Tak jarang mereka harus melakukan perjalanan luar kota secara mendadak karena urusan pekerjaan, yang membuat tenaga menurun. Yang bisa menyebabkan kelelahan dan imun tubuh yang kurang baik.
"Ya ini lah risiko kami sebagai pengacara, sebagai advokat. Karena panggilan tugas dan kami sudah disumpah advokat, kami harus tetap bekerja melayani para pencari keadilan," katanya.
Risiko yang disampaikan Hariyanto itu sesuai dengan adagium hukum yang dipegang teguh oleh para ahli hukum, yakni Fiat Justitia Ruat Caelum, yang berarti hendaklah keadilan ditegakkan walau langit akan runtuh. Menurut Hariyanto itu sangat tepat di masa pandemi ini. Keadilan harus tetap tegak meski pandemi menyerang.
Untuk itu, sebagai tanda duka cita mendalam untuk para rekan sejawat yang sudah lebih dahulu pergi, DPC Peradi Surabaya melakukan doa bersama para anggota DPC Peradi Surabaya, pemuka agama dan keluarga rekan yang telah wafat. Doa bersama itu dilakukan secara daring pada Kamis 19 Agustus 2021 malam, dengan mengundang 5 pemuka agama Surabaya.
Ia berharap, dengan doa bersama ini para keluarga yang ditinggalkan mendapat suntikan semangat dan kekuatan untuk menjalani hari-hari ke depan. Serta untuk rekan yang telah pergi semoga diterima di sisi tuhan yang maha esa.
"Dari DPN Peradi berusaha memberikan yang terbaik, dengan memberi bantuan kepada keluarga. Meskipun tidak banyak, tapi kami berharap bisa sedikit membantu. Selain itu, doa bersama ini juga kami lakukan untuk menghormati para rekan kami semua yang sudah pergi mendahului," katanya.