363 Petugas Kesehatan Wafat, Petugas Puskesmas Rentan
Tim Mitigasi Ikatan Dokter Indonesia (IDI) merilis sebanyak 363 tenaga kesehatan meninggal sepanjang Maret hingga pertengahan Desember 2020, akibat terpapar Covid-19. Berdasarkan data tersebut, tenaga kesehatan di rumah sakit menjadi yang paling rentan, disusul petugas Puskemas yang tercatat banyak gugur di antara tenaga kesehatan tersebut.
Dilansir dari siaran pers yang diterima Ngopibareng.id, Harif Fadhilah selaku Ketua Umum Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) menjelaskan bahwa berdasarkan data, para perawat yang bertugas di Puskesmas merupakan yang gugur terbanyak kedua, setelah perawat di rumah sakit.
Hal ini menandakan bahwa Puskesmas sebagai fasilitas kesehatan tingkat pertama masih memiliki perlindungan yang kurang memadai bagi tenaga kesehatan.
"Kami berharap pemerintah pusat, pemerintah daerah, dan Dinas Kesehatan daerah setempat yang bertanggung jawab terhadap pelayanan Puskesmas juga meningkatkan perlindungan di fasilitas kesehatan tersebut dengan menyediakan Alat Pelindung Diri (APD) dengan jumlah yang memadai serta perlengkapan fasilitas lainnya untuk mengatasi jumlah lonjakan pasien Covid yang terjadi di hampir semua wilayah di Indonesia," tegas Harif.
Selain itu, untuk menekan infeksi Covid-19, dokter gigi Sri Hananto Seno, Ketua Umum Perhimpunan Dokter Gigi Indonesia (PDGI) menghimbau masyarakat agar memperhatikan kebersihan gigi dan mulutnya untuk menghindari penularan Covid.
"Selain menjaga imunitas tubuh, perlu diperhatikan juga kebersihan mulut dan gigi terutama mengingat penularan utama Covid adalah melalui droplet atau cairan dari mulut. Tetap gunakan masker baik di dalam ruangan maupun di luar ruangan, rajin mencuci tangan, dan jaga jarak," katanya.’
Seperti diberitakan sebelumnya, sebanyak 363 petugas medis dan kesehatan wafat akibat terinfeksi Covid-19. Data yang dihimpun Tim Mitigasi Ikatan Dokter Indonesia (IDI) itu merinci, sebanyak 202 di antaranya adalah dokter, 15 dokter gigi, dan 146 perawat. Mereka meninggal sejak Maret hingga pertengahan Desember 2020.
Para dokter yang wafat tersebut terdiri dari 107 dokter umum dengan empat di antaranya adalah guru besar, dan 92 dokter spesialis dengan tujuh di antaranya guru besar, serta dua residen, dan satu orang dalam verifikasi yang keseluruhannya berasal dari 24 IDI Wilayah (provinsi) dan 92 IDI Cabang (Kota/Kabupaten).