36 Sapi di Probolinggo Mati Terjangkit PMK
Wabah Penyakit Kuku dan Mulut (PMK) semakin meluas di Kabupaten Probolinggo sehingga diperlukan langkah darurat dan strategis untuk mengatasinya. Sebab sebanyak 36 sapi terdiri atas, 19 sapi potong dan 17 sapi perah dilaporkan mati akibat PMK di Kabupaten Probolinggo.
Hal itu terungkap dalam rapat koordinasi (rakor) beragenda percepatan penanggulangan PMK di pendopo Jalan Ahmad Yani, Probolinggo, Senin, 6 Juni 2022. Rapat yang dipimpin Plt Bupati A. Timbul Prihanjoko dihadiri anggota Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) setempat.
Plt Bupati Timbul melaporkan, hingga Minggu, 5 Juni 2022, sebanyak 19 sapi potong dan 17 sapi perah mati akibat terjangkit PMK. Sementara kambing dan domba hingga kini masih aman dari wabah PMK.
Dikatakan, sebenarnya PMK sudah dinyatakan hilang dari Indonesia sejak 1980 silam. Namun pertengahan 2022 ini, PMK muncul lagi dan menyebar luas di sejumlah daerah.
Plt Bupati Timbul menyayangkan, sebagian orang mengambil keuntungan dari ketidaktahuan para peternak. Dipicu wabah PMK, harga sapi pun turun sehingga merugikan para peternak.
“Kita wajib memberikan edukasi dengan cara imbauan pada banner maupun membuat video, agar masyarakat tidak sampai takut yang berlebihan,” ujar politisi PDI Perjuangan itu.
Timbul mengakui, vaksinasi terhadap ternak di Kabupaten Probolinggo memang belum diwujudkan karena memang daerah menunggu pasokan vaksin dari Pemprov Jatim atau pusat.
“Sebagian warga kemudian membuat ramuan tradisional untuk mengobati hewan ternaknya yang terindikasi PMK,” katanya.
Terkait semakin meluasnya PMK, Plt Bupati Timbul mengatakan, segera dibentuk Satgas PMK di Kabupaten Probolinggo. Satgas akan diperkuat dari jajaran TNI (Kodim 0820) dan Polri (Polres dan Polresta Probolinggo), dan instansi terkait (Dinas Pertanian).
PMK memang menjadi ancaman bagi populasi ternak di Kabupaten Probolinggo. Di Kabupaten Probolinggo hingga triwulan pertama 2022 dilaporkan terdapat, 312.932 sapi potong, 8.164 sapi perah, 76.321 domba, 53.742 kambing, 2.010 babi, dan 5 kerbau.
Sementara itu, Kapolres Probolinggo Kota (Kapolresta) AKBP Wadi Sa’bani siap terlibat dalam Satgas PMK. Bahkan dalam pengawasan, ia meminta agar tidak hanya polsek-polsek yang dilibatkan tetapi juga dari Polresta.
“Sebab selain terkait pengawasan anggaran, nantinya juga dilakukan pengawasan lalu lintas pada pos-pos penyekatan hewan ternak.
Keberadaan jajaran Polresta tiga polsek di belahan barat sangat signifikan untuk mengatasi PMK. Sebab, tiga polsek itu membawahi tiga kecamatan, dua di antaranya (Kecamatan Wonomerto dan Kecamatan Sumberasih) termasuk zona merah karena banyak sapi terjangkit PMK, sebagian sapi di antaranya dilaporkan mati.
Sedangkan untuk Kecamatan Tongas masuk dalam zona kuning atau daerah yang terjangkit PMK tetapi tidak ada ternak yang mati akibat PMK.