Kapal Selam KRI Nanggala-402 Punya Cadangan Oksigen 72 Jam
Proses pencarian kapal selam KRI Nanggala-402 masih terus dilakukan oleh TNI AL. Kini, proses pencarian kini difokuskan ke area tumpahan minyak yang diduga berasal dari KRI Nanggala-402.
Kepala Dinas Penerangan Angkatan Laut (Dispenal) Laksamana Pertama Julius Widjojono menyebutkan, stok oksigen kapal selam Nanggala-402 cukup bagi 53 personel setelah lebih dari sehari dinyatakan hilang kontak.
"Ada (stok oksigen), dengan kondisi 53 ABK memenuhi syarat," ujarnya kepada awak media, Kamis 22 April 2021. Namun Julius Widjojono tidak memerinci berapa jumlah tabung oksigen yang disiapkan dalam kapal selam.
Lebih lanjut, Julius Widjojono menerangkan operasi kapal selam di bawah laut bergantung pada baterai. Dia menuturkan, jika kapasitas baterai besar kapal bisa tahan lama sampai berhari-hari.
Lantas bagaimana dengan KRI Nanggala-402 yang sudah 35 jam hilang kontak? Julius Widjojono mengatakan kemungkinan baterai kapal selam itu cukup untuk penggunaan oksigen.
"Baterainya mungkin untuk menghidupi penggunaan oksigen saja," paparnya.
TNI AL pun meminta doa restu kepada seluruh masyarakat agar KRI Nanggala-402 segera dapat ditemukan. "Kami dari segenap prajurit AL mohon doa restu kepada seluruh masyarakat Indonesia agar kami bisa menemukan mereka dalam keadaan baik," imbuh Julius Widjojono.
Sementara itu, Kepala Staf TNI Angkatan Laut, Yudo Margono menjelaskan cadangan oksigen yang terdapat di kapal selam KRI Nanggala-402 mampu bertahan sampai 72 jam dari kondisi black out.
"Jadi kemampuan oksigen apabila kondisi black out itu mampu 72 jam. Jadi kurang lebih 3 hari. Mudah-mudahan sebelum itu bisa ditemukan," ucapnya dalam konferensi pers.
Kapal selam yang masuk jajaran Komando Armada II (Koarmada II) Surabaya itu hilang kontak saat sedang melaksanakan geladi resik penembakan senjata strategis di perairan selat Bali. Sebelum hilang kontak, kapal buatan Jerman tahun 1977 itu telah meminta izin menyelam ke Komandan Gugus Tempur Laut II (Danguspurla II), pada Rabu 21 April 2021 pukul 03.00 WIB. Setelah diberikan izin menyelam sesuai prosedur, kapal hilang kontak dan tidak bisa dihubungi.
Advertisement