32 Orang Tewas 1 Juta Dievakuasi, Topan Lekima di China
Pemerintah kawasan timur China menyatakan, korban tewas akibat Topan Lekima yang membuat jutaan orang mengungsi sudah mencapai 32 orang. Badai monster itu menghantam kota Wenling Sabtu pagi 10 Agustus 2019 dengan kecepatan hingga 190 km per jam, dan membuat gelombang air hingga beberapa meter di kawasan pantai.
Lima juta orang di Provinsi Zhejiang, China, terdampak Topan Lekima, dengan satu juta orang harus dievakuasi. Demikian dilansir BBC News, Senin 12 Agustus 2019.
Televisi CCTV via AFP memberitakan, 18 orang diumumkan tewas akibat tanah longsor yang dipicu hujan deras di Wenzhou, sekitar 400 km selatan Shanghai. Tanah longsor itu terjadi setelah danau yang menjadi bendungan alami di kawasan Wenzhou tidak mampu menampung hujan lebat dan kemudian runtuh.
Pemerintah Zhejiang kemudian mengumumkan terdapat 14 orang meninggal pada Minggu waktu setempat. Namun, tidak dijelaskan apakah mereka berasal dari insiden yang sama.
Dalam keterangan tertulis di Weibo, pemerintah menyatakan masih ada 16 orang yang dilaporkan menghilang.
"Operasi pencarian dan penyelamatan terus dilakukan," kata pemerintah.
Tim penyelamat terus berjuang untuk menyelamatkan para pengendara yang berada di area terdampak banjir sekaligus mencari korban di reruntuhan bangunan.
Topan Lekima disebut sebagai topan kesembilan yang menghantam China pada tahun ini, dan menyebabkan 3.200 penerbangan ke Shanghai maupun Beijing harus dibatalkan.
Pakar cuaca seperti dikutup Xinhua menyatakan, topan itu merupakan yang terkuat ketiga yang pernah menyerang Zhejiang dan awalnya sempat menimbulkan alarm peringatan tertinggi sebelum diturunkan statusnya.
Menurut keterangan pemerintah lokal, akibat topan tersebut, kawasan yang terdampak mengalami kerugian lebih dari 15,8 miliar yuan, atau Rp 31,7 triliun. Di kota Linhai saja, misalnya. Kerugiannya tercatat 2,1 miliar yuan, sekitar Rp 4,2 triliun, dan mencakup 600 jalanan rusak dan 183 bangunan runtuh.
KJRI Siaran Pers
Terkait itu, Konsulat Jenderal RI di Shanghai memastikan tidak ada warga negara Indonesia atau WNI yang menjadi korban topan Lekima yang menerjang wilayah timur China.
"Sampai hari ini belum ada laporan mengenai warga kita yang menjadi korban bencana alam topan," kata Kanselari KJRI Shanghai Muhammad Arifin seperti diberitakan Antara di Beijing.
Arifin menuturkan, pihaknya hingga saat ini terus memantau perkembangan atas bencana alam yang melanda sebagian besar wilayah timur daratan China itu yang merupakan wilayah kerja KJRI Shanghai.
Pihak Pemerintah Provinsi Zhejiang menyebutkan bahwa 1,08 juta warga dievakuasi ke tempat aman. Banjir dan tanah longsor yang dipicu Lekima telah menyebabkan 5 juta warga terkena dampaknya.
Sedikitnya 173.000 hektare lahan pertanian dan 34.000 unit rumah rusak berat sehingga menyebabkan kerugian material hingga mencapai 14,57 miliar RMB. (bbc/antara)