32 Artefak Dipindahkan, Museum Rasulullah Probolinggo Ditutup
Setelah beroperasi sekitar dua tahun sejak tahun 2020 silam, Museum Rasulullah di Kota Probolinggo akhirnya ditutup. Bahkan puluhan benda artefak peninggalan Rasulullah SAW, para sahabat, dan era Turki Utsmani telah dikeluarkan dari museum sejak awal September 2022 lalu.
Hal tersebut disampaikan Yudis Tjoe, pengelola Museum Rasulullah ketika dihubungi wartawan, Selasa siang, 20 September 2022. Dikatakan museum terpaksa ditutup karena sepinya pengunjung sebagai dampak merebaknya pandemi Covid-19.
“Dengan berat hati, kami menutup Museum Rasulullah. Kami tidak ingin merugi terus-menerus,” katanya melalui sambungan telepon selular.
Selama sekitar dua tahu beroperasi, kata Yudis, Museum Rasulullah yang “nunut” di Museum Probolinggo itu pendapatan dari penjualan tiket masuknya terus menurun. Karena itu, ia sebagai investor sekaligus pengelola memutuskan, Museum Rasulullah ditutup.
Disinggung puluhan benda-benda artefak di Museum Rasulullah, pria kelahiran Kediri, Jawa Timur itu mengatakan, sudah dibawa ke Jakarta. Hanya saja Yudis tidak menjelaskan lebih detail ditempatkan di mana artefak itu di Jakarta.
Yudis hanya menyebutkan, puluhan artefak itu akan diserahkan kepada pemiliknya, Prof. Abdul Manan Gembong dari Galeri Warisan (GW) MAR, Malaysia. “Selama ini modelnya kan kerja sama, setelah selesai kerja sama, ya artefak kami kembalikan kepada pemiliknya di Malaysia,” katanya.
Sebelumnya, Walikota Probolinggo, Habib Hadi Zainal Abidin membenarkan, benda-benda artefak terlah dikeluarkan dari Museum Rasulullah. “Barang-barang (artefak, Red.) sudah dikeluarkan dari museum. Jadi sudah tidak ada barang-barang itu di dalam. Tempat itu bukan bernama Museum Rasulullah,” katanya di kantor DPRD setempat, Senin, 19 September 2022.
Semua artefak Rasulullah itu sudah dikeluarkan dari museum, awal September lalu. Sehingga nasib Museum Rasulullah itu belum jelas setelah isinya dipindahkan semuanya.
Habib Hadi mengaku sudah mengantisipasi, jika kelak artefak itu kembali dipamerkan di Kota Probolinggo. “Kalau dipamerkan kembali di Probolinggo, kami akan mencari tempat lain, bukan di Museum Probolinggo,” katanya.
Sebuah sumber mengatakan, sebanyak 32 benda artefak di Museum Rasulullah telah dikeluarkan semuanya pada 4 September 2022 lalu oleh pihak ketiga (Yudis). Sebab, semua artefak itu harus dibawa kembali ke kantor Bea Cukai Jakarta untuk pengurusan perpanjangan izin impor sementara.
“Semua artefak yang berjumlah 32 buah harus didaftarkan di kantor Bea Cukai, Jakarta. Sebab, saat ini izin impor sementara artefak itu hampir habis,” kata sumber tersebut.
Tutupnya, Museum Rasulullah sempat diwarnai “kegemparan” di mata publik Probolinggo. Sebab, Sabtu malam, 17 September 2022, di serambi dan pelataran museum digunakan pentas seni budaya yang kurang pantas untuk ukuran Museum Rasulullah.
“Kami tentu kaget karena dilapori banyak kaum muslimin karena Museum Rasulullah dipakai pentas tarian dengan pakaian mini dan jingkrak-jingkrak,” ujar Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Probolinggo, KH. Nizar Irsyad.
Pihak penyelenggara (even organizer/EO) beralasan, berani menampilkan seni dan budaya karena museum yang mereka tempati sudah bukan Museum Rasulullah, tetapi Museum Probolinggo. Apalagi, semua artefak peninggalan Rasulullah, sahabat dan khalifah Turki Utsmani sudah dipindahkan.
“Kalau memang Museum Rasulullah sudah tutup, tolong Pemkot Probolinggo memberikan penjelasan kepada masyarakat,” kata KH Nizar. Hal itu agar warga tidak bertanya-tanya tentang perubahan fungsi eks-Museum Rasulullah itu.
Tanda-tanda Museum Rasulullah masih eksis di antaranya neon box di pintu gerbang museum masih bertuliskan “Museum Rasulullah SAW”. Demikian juga banner bando raksasa bergambar Walikota Habib Hadi mengimbau warga mengunjungi Museum Rasulullah masih melintang di tengah Jalan Soekarno-Hatta.