30 Tahun Tak Kumpul, Propesor Kediri Reuni di Ponpes Raudlatul Ulum Kencong
Malam itu suasana gayeng penuh humor terjadi di pesantren Raudlatul Ulum Kencong Kediri Jawa Timur.
Lo ada apakah gerangan.? Ternyata ada Silaturrahmi atau Reuni Propesor (Pensiunan Pengurus Ansor dan Banser Kabupaten Kediri.
Joke Joke khas warga Nahdliyin terjadi begitu mereka ketemu. Hampir 30 tahun lebih mereka tidak ketemu.
"Wah malam ini ada yang Profesor asli dan Propesor jadi-jadian".
Begitu Prof Dr H. Moh. Yasin hadir bersama KIai Harun Arrosyid. Prof Yasin selain alumni pengurus Ansor Kediri juga dosen IAIN Kediri.
Begitu juga saat Nur Habib datang. " La kalau ini Habib asli.Tidak perlu test DNA," kata H.Imam Kusnin mantan Komandan Banser 3 periode Kediri disambut ger..para hadirin.
Keakraban Mantan Pemuda Ansor
Selain suasana keakraban adalah semangat para veteran Ansor - Banser untuk mempererat tali persaudaraan luar biasa.
Ini bisa terekam dalam acara yang berlangsung Jum’at malam 18 Juni 2024.
Nur Habib, panitia acara mengatakan semuala yang bersedia datang 40 orang itu sesuai catatan di WA group. Namun Pas hari acara ternyata yang datang 150 an orang lebih. Meski datang nya tidak serempak, tapi bergilir. " Jam 17.00 WIB yang datang baru 12 orang.Tapi Ndan Kusnin bilang jangan kuatir Mas. 30 tahun kita tidak pertemu.Nanti pasti banyak yang hadir.
Akhirnya benar semakin malam ada sekitar 150 orang yang hadir," ujar Nur Habib.
Menurut Habib, yang mereka yang hadir adalah para mantan pengurus Ansor dan Banser mulai Periode 1984-2023. Mereka sangat bersemangat terus kompak mendukung perjuangan NU wabil husus Ansor - Banser melalui jalinan persaudaraan lahir batin.Tanpa harus dibumbui melibatkan diri dalam kegiatan politik praktis.
"Ansor dan Banser Waro' ini tempat berkumpulnya Ansor dan Banser di era 1965 sampai saat ini.Kita tetap jaga khitah NU 1926 " tambah H Abu Muslich mantan Ketua PC Ansor Kediri yang saat ini menjabat Wakil Ketua PC NU Kediri..
Sementara Pengasuh Ponpes Raudlatul Ulam KH Jauhar Nehru ( Gus Mahu) sebagai tuan rumah dan mantan Wakil Ketua PC Ansor berpesan agar silaturrahmi dijadikan persaudaraan lahir batin dan tidak melibatkan pada urusan politik praktis.
" Berpolitik praktis itu harus dengan akal.Jangan menggunakan hati. Karena politik itu misinya agar bisa nguasai.Untuk itu harus ada taktik.Taktik memerlukan kecerdasan akal," terang Gus Mahu panggilan akrabnya.
Kalau ber politik pakai hati bisa gagal mengusai.Karena tidak sampai hati." Itu bisa sakit hati. Contoh nya beberapa pilihan-pilihan.Baik lurah, bupati, gubernur dan presiden kita harus Akal pikiran dan strategi. Kalau pakai hati..bisa-bisa marah-marah terus dengan pendukung lawan.Padahal yang didukung dengan lawan politik nya sudah ber satu. Apa yang terjadi sakit hati," urainya.
Selain itu ia mengajak pada Hadirin untuk mengajak anak dan keluarga nya terus berjuang berkhidmah membantu NU.
''Saya mengajak Anak-anak kita aktifis Ansor dan NU, harus dikawal agar meneruskan perjuangan orang tua, untuk terus berkhidmat pada Ansor - NU," Tambah nya.
Agar jalinan antar Propesor Wara' terus berkesinambungan.Maka saat itu dibentuk Koordinator.Didaulat sebagai pengapu H Abu Muslich dan Sekretaris Nur Habib dan juga dibentuk koordinator hingga ke Kecamatan dan desa.
Silaturrahmi jadi menarik sebab nostalgia makan kenduri beramai-ramai, beralaskan daun pisang. Imam Kusnin Ahmad
Advertisement