30 Ribu Umat Simak Ceramah Gus Mus dan Cak Nun di Bungah Gresik
KH Ahmad Mustofa Bisri berpesan, pentingnya umat Islam, khususnya di Indonesia, untuk selalu bersyukur menjadi umat Nabi Muhammad SAW.
"Coba bayangkan, kalau kita hidup pada zaman Kanjeng Rasul, apakah mungkin kita bisa memperoleh hidayah seperti kita saat ini. Karena, banyak orang besar pada zaman Nabi Muhammad SAW, khususnya keluarga dekat dengan kakek-neneknya, belum tentu langsung beriman dengan Islam," tutur mantan Pj Rais Am Nahdlatul Ulama.
KH Mustofa Bisri mengungkapkan hal itu, di depan 30 ribu umat Islam, yang memadati terjadi di lapangan HSS Bungah, Jalan Raya Bungah–Sidayu, Gresik pada Senin malam, 16 Desember 2019, pk 19.000 WIB.
Tausiyah Gus Mus bisa disimak lewat video di bawah ini:
Gus Mus, panggilan akrabnya, bersama Emha Ainun Najib (Cak Nun), tampil dalam satu forum. Kedua tokoh panutan umat tersebut, tampil dalam peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW, bersama Grup Gamelan Kiai Kanjeng.
’’Alhamdulillah, Gus Mus dan Cak Nun hadir. Kehadiran beliau dalam satu majelis di Gresik, di tengah jadwal ngaji dan ceramah beliau-beliau, saya kira ini momen langka. Bahkan mungkin baru kali pertama di Jawa Timur,’’ kata Syafiqi M. Zain, panitia kegiatan.
Kehadiran Gus Mus dan Cak Nun diawali dengan Salawatan bersama Kiai Kanjeng tersebut menyedot banyak perhatian jamaah. Bukan hanya jamaah dari Gresik, melainkan juga Lamongan, Tuban, Bojonegoro, Surabaya, Sidoarjo, Mojokerto, Jombang, Pasuruan, dan daerah lain di Jatim.
Kedua tokoh yang selalu dielu-elukan kehadirannya itu, menjadi oase untuk semua warga bangsa dalam berbangsa, bernegara, beragama, dan bermasyarakat.
Gus Mus dan Cak Nun dikenal luas mempunyai gerakan dakwah yang khas. Di antaranya, menggunakan media kesenian dan kesusastraan. Meski berbeda tempat, keduanya sama-sama berlatar belakang pesantren, tapi kerap dianggap khalayak lintas usia sebagai kiai plus budayawan. Selain membentuk dan menyampaikan narasi Islam secara verbal di depan umum, keduanya aktif menulis yang bernuansa ilahiah.
Gus Mus dan Cak Nun adalah contoh ulama yang menyikapi keberagaman di antara masyarakat Indonesia sebagai anugerah Tuhan. Karena itu, narasi Islam disampaikan keduanya ke khalayak secara ramah, bukan marah-marah. Merangkul, bukan memukul.
Syafiqi memperkirakan, jumlah jamaah yang hadir dalam Ngaji Bareng Gus Mus, Cak Nun, dan Kiai Kanjeng mencapai puluhan ribu orang. Panitia menyiapkan 30.000 porsi kuliner untuk jamaah.
’’Dalam memperingati Maulid Nabi Muhammad, kita kan memang dianjurkan untuk berbagi,’’ ujarnya.
Panitia, sambung Syafiqi, juga sebelumnya memohon maaf. Terutama bagi para pengguna Jalan Raya Bungah– Sidayu apabila perjalanan mereka tersendat selama kegiatan itu berlangsung. ’’Sekali lagi, kami mohon maaf sebesarbesarnya dan keikhlasannya,’’ katanya.