30 Keutamaan Salat Tarawih Ramadan, dalam Kitab Durratun Nasihin
Dalam kitab Durratun Nasihin karya Syekh Ustman bin Hasan bin Ahmad Asy Syakir Alkhaubawiyiyi, menjelaskan secara lengkap 30 Keutamaan ibadah bulan puasa Ramadan.
Mulai dari niat puasa, menjalankan ibadah-ibadah sunnah lainnya, seperti Salat Tarawih, Mendaras Al-Quran hingga berdzikir dan ibadah lainnya.
Mari kita perhatikan pesan-pesan Rasulullah dalam hadits shahihnya.
Dan dari Anas bin Malik, dari Nabi Alaihi salam (As) : “Tidak ada doa kecuali antara dia dan langit ada hijab sehingga dibacakan shalawat atas Nabi as maka apabila dibacakan shalawat atas nabi maka terbuka hijab tersebut dan masuklah doa tersebut dan apabila tidak dilakukan seperti itu maka doanya kembali ”
Dikisahkan sesungguhnya ada seseorang dari orang shalih yang duduk tasyahud dan lupa akan shalawat atas Nabi Saw, maka dia melihat Rasulullah di dalam mimpinya maka Beliau Saw berdiri dan berkata : Kenapa kamu lupa shalawat atasku ?
Maka orang itu menjawab : Ya Rasulullah aku sibuk dengan memuji Allah dan ibadah kepadanya maka aku lupa shalawat atasmu, maka berkata Rasulullah Saw : Apakah kamu mendengar sabdaku: “amal-amal terhenti dan doa-doa terhalangi sehingga dibacakan shalawat atas ku walau sesungguhnya ada seorang hamba datang pada hari kiamat dengan kebaikan ahli dunia dan tapi tidak ada di dalamnya shalawat atasku maka tertolaklah atasnya kebaikannya dan tidak ada sesuatu yang diterima darinya (Zubdatun)
Dialog Nabi Musa As
Dan diriwayatkan sesungguhnya Musa As bermunajat kepada tuhannya dan berkata : ”Tuhanku apakah engkau memuliakan seseorang seperti engkau muliakan aku sebagaimana engkau perdengarkan kalam-Mu padaku ? Allah berkata : Wahai Musa sesungguhnya aku mempunyai hamba-hamba yang aku keluarkan di akhir zaman maka aku muliakan mereka dengan bulan Ramadhan dan Aku lebih dekat kepada mereka daripada kamu, Maka sesungguhnya Aku berbicara padamu sedangkan antara Aku dan antara kamu ada seribu hijab maka apabila umat Muhammad puasa dan putih bibirnya dan kuning warnanya maka aku angkat hijab itu saat berbuka, Wahai Musa beruntung bagi orang yang haus tenggorokannya dan lapar perutnya di bulan Ramadhan maka aku tidak membalasnya selain bertemu dengan-Ku”
Maka sepantasnya bagi orang yang berakal untuk mengetahui kehormatan di bulan ini dan menjaga hatinya di dalamnya dari hasud dan bermusuhan kepada sesama muslim dan bersama itu hendaknya takut dan kuatir kepada Allah apakah Allah menerima puasanya atau tidak, sebagaimana Allah ta’ala berfirman : “Sesungguhnya Allah menerima dari orang-orang yang bertakwa”. Akan keluar orang-orang yang berpuasa dari kubur2 nya dan mengenali puasa2 mereka bertemu dengan meja2 makan dan takhfi dan cangkir-cangkir dikatakan kepada mereka : “Makan lah kalian sungguh kalian telah lapar ketika manusia kenyang dan minumlah kalian sungguh kalian telah haus ketika manusia puas(tidak haus), dan istirahatlah maka mereka pun makan dan minum dan manusia yang lain sedang di hisab” (Tanbihul Ghafilin)
30 Malam Lengkap Keutamaan Puasa
Dan dari Ali bin Abi Thalib ra sesungguhnya dia berkata : Ditanyakan kepada Nabi Mas dari keutamaan-keutamaan Tarawih di bulan Ramadan, maka beliau menjawab :
“Orang mukmin keluar dari dosanya di awal malam sebagaimana hari dilahirkan oleh ibunya,
dan pada malam kedua diampuni baginya dan orang tuanya jika kedua orang tuanya mukmin,
pada malam ketiga malaikat di bawah Arsy memanggil :”Tingkatkan beramal, semoga Alah mengampuni apa yang telah lalu dari dosamu”
Pada malam keempat baginya ganjaran seperti membaca Taurat, Injil , Zabur dan Al-Furqan(Al-Qur’an)
Pada malam kelima Allah ta’ala memberinya seperti orang yang shalat di masjidil haram, masjid madinah dan masjid Al-Aqsha
Pada malam keenam Allah memberinya pahala orang yang thawaf di baitul makmur dan memohonkan ampun baginya setiap batu dan tanah liat yang keras
Pada malam ketujuh maka seakan2 bertemu Musa as dan menolongnya atas Fir’aun dan Haman.
Pada malam kedelapan Allah memberinya apa yang diberikan kepada Nabi Ibrahim As
Pada malam kesembilan maka seperti menyembah Allah dengan ibadah mengikuti Nabi As
Pada malam kesepuluh Allah memberinya rezeki dua kebaikan dunia dan akhirat
Pada malam kesebelas keluar dari dunia seperti hari dilahirkan dari perut ibunya
Pada malam keduabelas datang pada hari kiamat dan wajahnya seperti bulan pada malam badar (Purnama)
Pada malam ketigabelas datang pada hari kiamat dengan aman dari setiap keburukan
Pada malam keempatbelas datang malaikat menyaksikan baginya sesungguhnya dia shalat tarawih maka Allah tidak menghisab nya pada hari kiamat
Pada malam kelimabelas bershalawat atasnya para malaikat dan malaikat hamalatul ‘Arsy dan kursi.
Pada malam keenambelas Allah mencatat baginya bebas selamat dari neraka dan bebas masuk surga.
Pada malam ketujuh belas diberi seperti pahala para nabi.
Pada malam kedelapanbelas malaikat memanggil: ”Wahai hamba Allah sesungguhnya Allah ridha atasmua dan atas kedua orang tuamu”.
Pada malam kesembilanbelas Allah angkat derangkatnya di surga firdaus.
Pada malam keduapuluh diberi pahala syuhada dan orang-orang shalih.
Pada malam keduapuluh satu Allah bangunkan baginya rumah di dalam surga dari nur (Cahaya).
Pada malam keduapuluh dua datang pada hari kiamat aman dari setiap duka dan sengsara
Pada malam keduapuluh tiga Allah bangunkan baginya madinah (kota) di dalam surga.
pada malam keduapuluh empat baginya dua puluh empat doa mustajab.
Pada malam keduapuluh lima Allah ta’ala angkat darinya siksa kubur
Pada malam keduapuluh enam Allah mengganjar baginya pahalanya empat puluh tahun.
Pada malam keduapuluh tujuh datang pada hari kiamat atas titian shirath seperti buraq yang cepat seperti kilat.
Pada malam keduapuluh delapan Allah angkat baginya seribu derajat di Surga.
Pada malam keduapuluh sembilan Allah beri pahala seribu haji yang diterima.
Pada malam ketigapuluh Allah berkata : “Wahai hamba-Ku makanlah dari buah2 an surga dan mandilah dari air salsabil dan minumlah dari telaga kautsar Aku Tuhanku dan Kamu hamba-Ku” (Kitab Majalis)
Ihwal I'tikaf
Dan dari Aisyah ra dari Nabi as sesungguhnya beliau berkata :” Barang siapa yang I’tikaf dengan iman dan ihtisab (ikhlas mengharap pahala) maka diampuni baginya apa yang telah lalu dari dosanya ”
Dan dari Aisyah ra sesungguhnya berkata : Adalah Nabi saw I’tikaf di sepuluh hari terakhir dari bulan Ramadhan sampai Allah mewafatkannya” . Kemudian I’tikaf para istri2nya sesudah nya maksudnya adalah mereka I’tikaf di rumah2 mereka dan demikian dikatakan para ahli fuqaha( Ahli fiqih) : disunnahkan bagi para wanita untuk I’tikaf di tempat-tempat mereka (Kitab Syarhul Masyariq)