30 Hak Muslim, Menunaikan Kebutuhan, Sebagian Mujarrabat Albuni
Dalam kitab An-Nawadir terdapat kisah yang berkaitan dengan kekuasaan dan perintah penguasa. Betapa hikmah yang bisa kita ambil melalui kisah berikut, sungguh menarik.
Diriwayatkan bahwa Sa'id bin Umar bin Hadim suatu hari menasihati Umar bin Khathab. Umar berkata, “Siapa yang kuat melakukan itu?”
“Engkau, wahai Amirul Mukminin? Perintah itu apabila engkau berbicara, maka ditaati dan tidak ada seorang pun yang berani menyalahimu,” jawab Sa'id.
Menunaikan Kebutuhan
Ali bin Abu Thalib menuturkan, Rasulullah bersabda, “Seorang Muslim harus menunaikan tiga puluh hak kepada Muslim lain, tidak ada pembebasan kecuali dengan penunaian atau pemaafan, yaitu mengampuni kesalahan, mengasihani kesusahan, menutup aurat, mengurangi beban, menerima permintaan maaf, mengembalikan barang hilang, melanggengkan nasihat, menjaga persahabatan, menjaga jaminan, mengunjungi yang sakit, menyaksikan kematian, memenuhi undangan, menerima hadiah, membalas hadiah, mengucapkan terima kasih, membalas kebaikan, menjaga kehormatan, menunaikan kebutuhan, menerima pertolongan, tidak mengecewakan tujuan, menjawab ucapan bersin, menunjukkan barang hilang, menjawab salam, memperbaiki pembicaraan, menampakkan kesenangan, membenarkan pembagian, menolongnya karena zhalim dengan cara membuang kezhalimannya, menolongnya karena dizhalimi dengan cara memenuhi haknya, menyambungnya dan tidak menyakitinya, tidak menghina, tidak mencerca, mencintai kebaikannya sebagaimana mencintai kebaikan.
Sebagaimana mencintai kebaikan pada dirinya, dan membenci keburukannya sebagaimana membenci keburukan pada dirinya. Maka, hendaknya tidak ada satu pun yang ditinggalkan dari hal-hal di atas. Sebab, ia akan mencarinya pada hari kiamat kelak.” Wallaahul muwaaffiq.
Sebagian Mujarrabat Albuni
Dalam kitab al-Lum'ah al-Buraniyyah min as-Siraj al-Badi' wa al-Hirz al-Mani?, Albuni berkata, “Sesungguhnya, manusia ketika takut jiwanya terancam karena kematian atau yang lain, maka hendaknya mengambil kambing gemuk yang bisa digunakan untuk berkorban, lalu menyembelihnya dengan cepat menghadap kiblat. Pada saat penyembelihannya, ia berkata:
“Ya Allah, ini untuk-Mu! Ya Allah, sesungguhnya kambing itu adalah tebusanku. Maka, terimalah!”
Setelah itu, ia menggali lubang untuk memendam darah kambing sehingga tidak terinjak. Kemudian, dagingnya dibagi menjadi enam puluh bagian, kulitnya satu bagian, kepalanya satu bagian, perutnya satu bagian, begitu seterusnya. Ia tidak memakan sama sekali daging itu, dan juga tidak untuk keluarganya. Semua diberikan kepada enam puluh orang miskin. Maka, di situlah tebusannya. Hal ini bisa dicoba dan dilakukan.”
Apabila seorang takut selain karena pembunuhan, maka hendaknya ia memberikan makanan kepada enam puluh orang miskin dari makanan terbaik dan mempersilakan mereka makan sampai kenyang, sambil berkata:
“Ya Allah, aku meminta kecukupan urusan ini yang aku takutkan terhadap mereka. Aku meminta-Mu dengan jiwa dan ruh mereka, agar Engkau membebaskan aku dari sesuatu yang aku takutkan dan aku jauhkan."
Semoga kita mendapatkan hidayahNya. Aaminn. Wallahu a'lam bisshowab.