3 Tahun Vakum, Pasar Lumpur Ledokombo Jember Dibuka Kembali
Setelah tiga tahun vakum akibat pandemi Covid-19, destinasi Wisata Pasar Lumpur Ledokombo Jember akhirnya dibuka kembali, Sabtu, 24 September 2022. Destinasi wisata permainan tradisional itu dibuka dengan semangat baru.
Ketua Komunitas Tanoker Farha Ciciek mengatakan, pasar Lumpur akan hadir menjadi wahana prasarana yang menyediakan ruang jumpa antar keluarga, tetangga, teman, sahabat, yang dekat maupun yang jauh. Bahkan hingga mancanegara.
Diketahui Pasar Lumpur berawal dari aktivitas anak-anak di Desa Sumber Lesung, Kecamatan Ledokombo saat bermain lumpur di tanah seluas lapangan sepak bola.
Mereka bermain polo, berlompatan, berkejaran atau sekedar berendam sambil menikmati sinar matahari. Lalu saat anak-anak sedang bersenang ria di kolam lumpur.
Pada perkembangannya muncul ide dari Komunitas Tanoker. Mereka membayangkan ada orang yang bisa membawakan makanan untuk anak-anak yang bermain lumpur.
“Mereka bisa berenang di sungai, berlarian di sawah berlumpur, memainkan dolanan khas anak dan sebagainya. Kemudian muncul ide andaikan ada yang membawakan bekal makanan untuk mereka,” kata Farha.
Tidak lama kemudian, ternyata memang ada ibu-ibu dan bapak-bapak, bahkan nenek-nenek yang turut meramaikan suasana kolam lumpur, tempat anak-anak bermain.
Semakin hari, para pengunjung semakin bertambah. Hingga akhirnya Komunitas Tanoker membuat petak peneduh.
Di petak peneduh itu kemudian terdapat beberapa jajanan dan makanan yang diperjualbelikan. Setelah terjadi transaksi jual beli di kolam lumpur itu, muncullah istilah Pasar Lumpur.
Pasar Lumpur Ledokombo dibangun dengan konsep kebersamaan, gotong royong dan sekaligus saling menguatkan sisi ekonomi keluarga.
Terlihat bermacam jajanan, makanan dan minuman hasil kreasi kuliner berbahan tanaman yang tumbuh di halaman dan kebun.
“Aneka kuliner unik dan sehat yang diolah dari kekayaan menu lokal dipadu dengan pengetahuan dan pengalaman memasak ibu-ibu yang pernah bekerja di luar daerah,” jelas Farha.
Setiap bulan, produk kegiatan mengolah masakan itu dikemas dalam paket Food of the Month, yakni satu paket makanan pilihan dari yang ada untuk diperkenalkan pada mitra dan sahabat.
Paket Food of the Month kemudian disajikan di Pasar Lumpur, di antaranya dawet, es degan, kolak duren, telo drink, teh Arab, kopi, teh telang, apem, lapis batik, pistol (pisang kepok kacang tolo).
Kemudian juga ada skupi (oseng-oseng kulit pisang), ramilur (rangin mie telur) dan banyak lagi yang lainnya.
Tidak hanya itu, produk hasil kerajinan dan hasta karya semacam boneka egrang, gantungan kunci, dompet, kaos sulam hingga batik tulis juga dipajang di Pasar Lumpur Ledokombo.
Sementara dari sisi permainan tradisional yang dimainkan anak-anak juga terus mengalami perkembangan. Saat itu sudah ada permainan egrang yang menjadi ikon Pasar Lumpur.
Kemudian juga ada loncat bambu, lompat tali, tarung bantal dan lainnya serta sebagai permainan utamanya tentu polo lumpur.
Selain itu, Pasar Lumpur juga dimeriahkan dengan senam bersama, berbagai lomba dan berbagi pengetahuan dari berbagai pihak yang bekerja sama.
Pasar Lumpur merupakan satu dari Tujuh Titik Destinasi Wisata Perdamaian di Ledokombo, yaitu titik destinasi yang menyediakan ruang bersama. Di samping ada keenam titik destinasi wisata damai lainnya, yakni adalah Tanoker, Elisa Rainbow, Sekolah Bok-ebok dan Pak-bapak, Sekolah Eyang, Mizyan Batik dan Pesantren kopi At-Tanwir.
Sejauh ini, tamu atau wisatawan yang sudah berkunjung ke Pasar Lumpur tidak hanya warga lokal. Namun juga datang dari Surabaya dan Jakarta di antaranya Fiona Hoggart Konsul Jenderal Australia di Surabaya, WKRI (Wanita Katolik Republik Indonesia) Jakarta.
“Pada acara pembukaan kembali Pasar Lumpur, juga hadir wakil bupati Sumenep Hj. Dewi Khalifah berikut beberapa perwakilan negara sahabat yang peduli pengembangan masyarakat, pendidikan anak dan lansia,” lanjut Farha.
Dalam pembukaan kembali Pasar Lumpur dimeriahkan dengan senam gembira lintas usia ada penampilan Tari Egrang anak Tanoker juga penampilan siswa SD 3 Bahasa Rukun Harapan.
Selain itu, juga ada lomba berhadiah yang diselenggarakan yaitu lomba Tari Egrang, lomba kuliner, lomba keindahan dan pemanfaatan lahan pekarangan.
Forum Anak Desa juga turut menggelar karyanya juga jaringan masyarakat MERPATI (Forum merajut persaudaraan dengan pendekatan ekologis) yang berasal dari empat kabupaten di Tapal kuda akan berbagi Eco Enzim dan demo memasak vegetarian.
Farha berharap, Pasar Lumpur mampu membangkitkan kembali semangat membangun desa yang lebih merata dan adil.
“Sekaligus menjadi sarana dan prasarana pembangkit semangat berinteraksi, pembangkit gairah bermain permainan tradisional. Pendorong semangat berinovasi dalam kuliner, pengenal kembali destinasi wisata dan menghidupkan kegiatan ekonomi,” pungkas Farha.