3 Skenario Uji Klinis Vaksin Merah Putih Buatan Unair
Uji klinis pada manusia Vaksin Merah Putih buatan Universitas Airlangga (Unair) memiliki tiga skenario penyuntikan. Hal ini diungkapkan oleh Menteri Kesehatan, Budi Gunadi Sadikin ditemui diacara orasi ilmiah Dies Natalis Unair ke-67, Selasa, 9 November 2021.
"Uji klinis pada manusia ini sedang disusun skenarionya. Selain yang normal disuntik dua kali, tapi juga akan ada skenario untuk booster dan juga untuk anak-anak," kata Budi Gunadi kepada wartawan, Selasa, 9 November 2021.
Ia menjelaskan, pada skenario pertama, relawan akan mendapatkan dua kali suntikan vaksin seperti vaksin pada umumnya. Sedangkan skenario kedua vaksin dapat dijadikan sebagai booster.
"Jadi vaksin disuntik sekali sebagai penguat (booster) dari vaksin yang sebelumnya pernah disuntikan, seperti Sinovac, AstraZeneca, dan lainnya," ungkapnya.
Lalu untuk skenario ketiga, ungkap Budi, akan disuntikan pada anak-anak di bawah 12 tahun dengan dosis berbeda.
"Anak-anak di bawah 12 tahun. Mungkin dosisnya berbeda, atau bagaimana itu nanti," imbuhnya.
Budi menambahkan, jika Vaksin Merah Putih hasil kerja sama Unair dan Biotis ini sangat luar biasa. Bahkan, pihaknya akan meminta BPOM untuk melakukan percepatan produksi vaksin pertama buatan anak negeri ini.
"Untuk memproduksi vaksin, kita di Indonesia memang agak terlambat. Tapi yang dilakukan teman-teman Unair dan Biotis ini luar biasa sekali. Mereka mulai dari penelitian hingga uji pra klinis gak sampai setahun," jelasnya.
Ia juga berharap, Kerjasama yang dilakukan bisa mempercepat pelaksanaan uji klinis pada manusia vaksin Merah Putih.
"Saya rasa teman-teman Surabaya ini cepat. Karena sejak awal BPOM bekerja sama dengan Unair dan Biotis bersama-sama melakukan percepatan untuk vaksin buatan anak negeri ini," tutupnya.