3 Perusahaan Penyumbang Sampah Plastik Terbanyak di Kali Surabaya
Sampah plastik masih menjadi sampah terbanyak yang ditemukan di Kali Surabaya. Bahkan ada tiga perusahaan besar yang berkontribusi menyumbangkan sampahnya di Kali tersebut.
Hal ini diungkapkan oleh pegiat lingkungan yang tergabung dalam Ecological Observation and Wetland Conservations (ECOTON) yang telah melakukan susur sungai selama tiga hari lamanya.
Tiga perusahaan tersebut antara lain, Wings 44 persen, Indofood 21 persen, Forisa 15 persen dan sisanya adalah produsen lain.
Rafika Aprilianti manager riset dan kepala Lab ECOTON menyatakan, sampah plastik yang dibuang ke sungai seperti sachet, tas kresek, botol plastik, styrofoam, dan bungkus plastik yang lainnya dapat terdegradasi menjadi partikel mikroplastik yang dapat mengancam kelangsungan makhluk hidup di Sungai.
"Bahkan dapat mengkontaminasi tubuh manusia yang dampaknya mengganggu sistem hormonal hingga kanker. Yang menarik dari temuan brand audit sekitar 70 persen jenis sampah plastik sachet mendominasi dalam kegiatan Brand Audit tersebut," terangnya Selasa, 30 Agustus 2022.
Lebih lanjut, kegiatan susur sungai yang diinisiasi oleh ECOTON merupakan bentuk kolaborasi pemulihan kualitas air Sungai Brantas melalui kampanye bersama yaitu #AKSIBRANTAS, sementara Kali Surabaya adalah pecahan dari Sungai Brantas yang dijadikan sebagai bahan baku air PDAM.
Gerakan #AksiBrantas mengajak semua orang baik pemerintah, masyarakat dan juga perusahaan untuk terlibat dalam pelestarian lingkungan khususnya sungai Brantas.
Di hari pertama susur Sungai Surabaya tim Relawan Susur sungai berhasil mengidentivikasi sekitar 334 bangunan liar, 154 timbulan sampah liar, dan 305 pohon plastik selama menyusuri sungai Surabaya dari Kecamatan Wringinanom sampai Kecamatan Driyorejo Kabupaten Gresik.
Selama susur sungai juga diajarkan tentang citizen science dan sosialisasi kepada para relawan dan masyarakat sekitar bantaran, yang bertujuan agar masyarakat terlibat sepenuhnya dalam meningkatkan kesehatan sumber daya sungai melalui pendekatan citizen science.
Salah satu peserta Susur Sungai dari Mahasiswa Prodi Sejarah Universitas Negeri Malang, Nanda Pramudya menceritakan, selama tiga hari melakukan susur sungai pihaknya berhasil mengumpulkan satu truk sampahyang didominasi plastik jenis sachet (bungkus makanan).
"Seharusnya bantaran sungai steril dari timbulan sampah supaya tidak terjadi kebocoran sampah yang masuk ke badan air sungai. Oleh karena itu, kami memasang papan himbauan supaya masyarakat tidak membuang sampah ke sungaiā terangnya.
Untuk diketahui, susur sungai dilakukan mulai dari Wringinanom sampai Desa Bambe Kecamatan Driyorejo, Kabupaten Gresik. Hari kedua, dimulai dari Bambe sampai di Kelurahan Gunungsari Kota Surabaya. Hari ketiga dimulai dari Mlirip Mojokerto sampai Wringinanom Gresik.
Advertisement