3 Persen Pasien Covid-19 RS Unair Bergejala Delirium
Delirium atau gangguan mental yang menyebabkan kebingungan dan kurangnya kesadaran pada lingkungan menjadi gejala baru Covid-19 yang banyak menyerang lansia.
Hal ini diungkapkan dr Alfian Nur Rasyid SpP, Dokter spesialis paru yang menangani pasien Covid-19 di RS Unair. Bahkan, dr Alfian juga mengungkapkan tiga persen pasien yang ia rawat memiliki gejala delirium.
"Pasien yang dirawat dengan gejala ini sekitar 2 sampai 3 persen. Rata-rata berusia 50 hingga 60 tahun ke atas," ujar Alfian.
Menurutnya, pasiennya yang mengalami gejala delirium cenderung dalam kondisi berat. Penanganannya pun terbilang lebih sulit dibandingkan pasien Covid-19 pada umumnya.
"Untuk itu, penangganannya pun harus multidisiplin bersama dokter spesialis lainnya.
Seperti dokter spesialis saraf, anastesi, penyakit dalam dan paru apabila pasien bergejala delirium, juga menderita gagal napas," terangnya.
Alfian menambahkan, pasien Covid-19 yang mengalami delirium biasanya kekurangan oksigen di otak atau disebut hipoksia. Kondisi ini harus dicegah dengan tata laksana Covid-19, yaitu diberi perawatan di ICU.
Ia pun berpesan kepada masyarakat agar tetap waspada dengan gejala Covid-19 baru ini. Apalagi yang biasanya menyerang paru, seperti batuk, sesak disertai demam.
"Bila mengalami gejala di atas ditambah dengan gejala delirium hendaknya masyarakat segera pergi ke RS agar mendapat penanganan yang tepat," tutupnya.